Mohon tunggu...
Johnson K.S. Dongoran
Johnson K.S. Dongoran Mohon Tunggu... -

Lahir dalam keluarga Kristen dari suku Batak di Tapanuli Selatan Sumatera Utara, masih muda merantau di Pulau Jawa. menikah dengan gadis Bali dan dikaruniai tiga orang anak. Kini bekerja sebagai dosen di UKSW dan tinggal di kota Salatiga. Prinsip hidup pribadi: Setiap hari ergaul akrab denan Tuhan; menambah dan memperkental persahabatan dengan sesama; menambah ilmu dan keterampilan; menghasilkan sesuatu yang berguna bagi banyak orang; berkeringat; bekerja berdasarkan prioritas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kehilangan

10 Maret 2017   11:02 Diperbarui: 10 Maret 2017   20:00 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh Johnson Dongoran

 Siapa yang tidak sedih kehilangan sesuatu?
 Siapa dari kita yang tidak pernah merasakannya?
 Dari kehilangan harta benda bernilai kecil
 seperti pensil atau penghapus ketika kita di sekolah dasar,
 hingga bernilai jutaan bahkan milliaran
 ketika kemalingan atau tertipu oleh partner bisnis.
 Berapa dari kita yang pernah mengalami
 kehilangan keterampilan dan pengetahuan,
 kehilangan pekerjaan atau mata pencaharian,
 kehilangan motivasi atau daya dorong dalam hidup,
 kehilangan arah dan orientasi hidup,
 kehilangan iman, dan mungkin kehilangan ingatan?
 Tidak hanya kita yang merasa sedih ketika kehilangan,
 tetapi juga orang-orang yang mengasihi kita.
 Berapa dari kita yang kehilangan orang-orang yang kita kasihi,
 entah kakek nenek, orang tua, saudara, anak cucu,
 pasangan hidup, tetangga, kerabat,
 teman sejawat dan teman sejemaat?
 Kehilangan orang yang dikasihi bisa dalam bentuk kematian,
 atau dalam bentuk kehilangan kepercayaan,
 kehilangan persahabatan, keakraban, kehangatan hubungan,
 atau kehilangan rasa simpati
 yang diakibatkan sikap, tutur kata atau perbuatan kita.
 Dalam waktu terbatas yang dianugerahkan Tuhan kepada kita,
 mari kita bersikap sedemikian rupa
 agar orang-orang di sekitar kita
 merasa nyaman bersama kita.
 Mari berpikir menolong mereka
 agar bisa menikmati kehidupan secara lebih baik
 Mari bertutur kata sedemikian rupa
 agar mereka bersemangat menjalani hidup ini
 sekaligus respek dan semakin mengasihi kita.
 Mari kita berperilaku yang tulus
 yang menyenangkan dan menolong mereka
 untuk tidak mengalami kehilangan sesuatu dari diri mereka. 

 Salatiga, 9 Maret 2017  Jam 06:09

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun