Mohon tunggu...
Johnson K.S. Dongoran
Johnson K.S. Dongoran Mohon Tunggu...

Lahir dalam keluarga Kristen dari suku Batak di Tapanuli Selatan Sumatera Utara, masih muda merantau di Pulau Jawa. menikah dengan gadis Bali dan dikaruniai tiga orang anak. Kini bekerja sebagai dosen di UKSW dan tinggal di kota Salatiga. Prinsip hidup pribadi: Setiap hari ergaul akrab denan Tuhan; menambah dan memperkental persahabatan dengan sesama; menambah ilmu dan keterampilan; menghasilkan sesuatu yang berguna bagi banyak orang; berkeringat; bekerja berdasarkan prioritas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Marsiadap Ari

29 Mei 2013   03:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:52 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh Johnson Dongoran

Di pedesaan Tapanuli, sebagai masyarakat agraris, biasa gotong royong mengolah sawah atau kebun. Salah satu bentuk gotong royong yang ada dan dikenal luas adalah ‘marsiadap ari’atau kadang disebut ‘marsialap ari’, yang berarti mengambil hari orang lain. Marsiadap ari berarti menggunakan tenaga orang lain pada hari tertentu untuk bekerja di kebun atau sawah kita, yang akan kita bayar dengan tenaga sendiri pada hari lain dengan cara bekerja di kebun atau sawah yang bersangkutan. Dengan kata lain, secara bergiliran mengerjakan sawah atau kebun anggota yang tergabung dalam kelompok marsiadap ari tertentu.

Dengan pengertian di atas, marsiadap ari berarti menggarap sawah atau kebun secara bersama oleh beberapa orang dalam satu kelompok kerja. Mekanismenya sederhana. Setiap hari kerja, kelompok tersebut secara bergantian menggarap sawah atau kebun salah satu anggota. Katakan hari Senin di kebun Siregar, pada hari Selasa di sawah Sitompul, demikian seterusnya hingga pada hari Sabtu di kebun Sihombing. Pada hari Minggu, mereka beristirahat. Dengan pola yang sama, mereka bergantian menggarap sawah atau kebun anggota hingga semua anggota mendapat giliran.

Pola umum marsiadap ari adalah harian. Namun bila dianggap perlu, dapat beberapa hari kerja bekerja di kebun Siregar sebelum pindah kerja bersama di kebun Sitompul, dan seterusnya hingga semua mendapat giliran yang sama dan adil.

Hari kerja dimulai jam 08:00 dan selesai jam 17:00 diselingi makan siang bersama di kebun tuan rumah. Karena kebun anggota kadang jauh dari perkampungan, maka kelompok yang marsiadap ari sudah berangkat dari desa pada jam 07:00 dan kembali di desa pada jam 18:00.

Kalau anggota parsiadap ari (orang yang marsiadap ari) adalah pemuda atau anak sekolah yang lagi libur sekolah, biasanya nasi dan lauk-pauk untuk makan siang bersama dibawa oleh masing-masing anggota. Pada kesempatan seperti ini, biasa saling mencicipi lauk dari bungkusan anggota lainnya. Tidak jarang, tuan rumah juga menyediakan lauk tambahan yang cukup bagi anggota.

Kalau anggota parsiadap ari adalah orang tua atau keluarga, di mana suami istri sekaligus anggota satu kelompok parsiadap ari, biasanya makan siang dan lauk pauknya disiapkan oleh keluarga tersebut. Anggota hanya membawa alat-alat pertanian yang diperlukan untuk menggarap sawah atau kebun tuan rumah. Asyik betul marsiadap ari di desa-desa di Tapanuli.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun