Oleh Johnson Dongoran
Siapa Tuhan bagimu? Atau Apa pandanganmu tentang Tuhan? Pertanyaan ini mungkin bagi sebagian orang mencengangkan atau membingungkan, atau mugkin mencurigakan. Namun bagi orang beriman, pertanyaan ini justru membahagiakan. Mengapa? Karena pertanyaan ini mengingatkan kebersamaan orang percaya dalam perjalanan hidupnya dengan Tuhannya. Pandangan seseorang tentang Tuhan atau siapa Tuhan baginya pada dasarnya tergantung pada keyakinan yang dianut, dan melalui pengalaman dalam kehidupan setiap hari yang dikaitkan dengan keyakinan akan mudah bagi seseorang untuk memberi pandangan yang tepat tentang Tuhannya, tidak sulit baginya untuk mengerti siapa Tuhan baginya.
Berdasarkan pengalaman bersama Tuhannya, seseorang dapat berkata bahwa Tuhan itu baik, penuh kasih, maha murah, penuh perhatian, pembimbing hidupku yang luar biasa, menakjubkan, penyelamat, maha pengampun, pelindung yang hebat, danlain sebagainya.
Saya mau mengajak kita bersama untuk mempelajari pandangan seorang raja tentang Tuhannya. Siapa raja itu? Yaitu Raja Daud. Raja Daud melukiskan Tuhan dalam berbagai Mazmur, dan salah satu Mazmur Agung Daud adalah Mazmur 23 yang menyebut bahwa “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekuarangan aku” (Mazmur 23: 1). Pengakuan yang sungguh menakjubkan.
Tidak hanya itu, Daud juga memiliki segudang pengakuan lain tentang Tuhan. Yang kalau dibahas semuanya dalam kesempatan seperti ini pasti membutuhkan waktu berbulan-bulan. Oleh karena itu, mari kita simak salah satu pengakuannya tentang Tuhan dari Mamur 145: 8 – 14, bagian dari perikop berjudul “Puji-pujian karena kemurahan Tuhan”.
Apabila ke tujuh ayat ini dibaca sungguh-sungguh, diperoleh dua pesan penting dari pandangan Daud tentang Tuhan atau siapa Tuhan bagi Daud. Yang pertama: Siapa Tuhan bagimu? Siapa Tuhan bagi Daud? Dan yang ke dua: Apa jawabanmu atas pemahamanmu yang tepat tentang siapa Tuhan bagimu? Apa jawaban Daud atas pemahaman dia tentang siapa Tuhan baginya? Baiklah kita belajar ke dua pesan ini.
Siapa Tuhan bagimu? Menurut Daud dalam bacaan ini, paling tidak ada tujuh pengakuan tentang siapa Tuhan baginya. Pertama, Tuhan itu pengasih dan penyayang (ayat 8). Ke dua, Tuhan itu panjang sabar dan besar kasih setiaNya (ayat 8). Ke tiga, Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikannya (ayat 9). Ke empat, kerajanNya dan pemerintahanNya abadi, karena kerajan Tuhan ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahanNya tetap melalui segala keturunan (ayat 13(. Ke lima, Tuhan setia pada janjiNya, setia dalam segala perkataanNya (ayat 13). Ke enam, Tuhan penuh kasih setia dalam segala perbuatanNya (ayat 13). Dan yang ke tujuh, Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh, dan penegak bagi semua orang yang tertunduk (ayat 14).
Menyimak ke tujuh pengakuan Raja Daud tentang Tuhannya, kita dapat mengajukan pertanyaan bagi diri kita sendiri, yaitu: Siapa Tuhan bagiku? Apa pengakuanku tentang Tuhanku? Atau kita dapat bertanya pada sahabat-sahabat kita: Siapa Tuhan bagimu wahai sahabatku? Apa pengakuanmu tentang Tuhanmu sahabatku? Kita juga dapat belajar tujuh hal tersebut untuk kita jadikan sebagai sesuatu yang melekat atau mendarah daging dalam hidup kita (inherent) yang dapat kita salurkan bagi orang lain di sekitar kita.
Pesan ke dua yang dapat kita pelajari adalah respons atau jawaban kita kepada Tuhan setelah kita memahami secara benar siapa Tuhan bagi diri kita. Dari bacaan tadi, Daud mengajari kita paling tidak lima respons yang sepatutnya dari umat Tuhan. Pertama, bersyukur kepada Tuhan (ayat 10). Ke dua, orang yang mengasihi Tuhan memuji-muji Tuhan (ayat 10). Ke tiga, memaklumkan atau mengumumkan kemuliaan kerajaan Tuhan (ayat 11). Ke empat, membicarakan keperkasaan Tuhan (ayat 11). Dan yang ke lima, memberitahukan keperkasaan Tuhan dan semarak kemuliaanNya kepada anak-anak manusia (ayat 12). Hal ke tiga dan ke empat mencakup satu generasi, kepada saudara-saudara kita dan teman sebaya kita, sedangkan yang ke lima dimaksudkan ke generasi penerus, yakni kepada anak-anak, cucu dan cicit kita masing-masing.
Orang yang sudah memahami siapa Tuhan baginya, tidak akan henti-hentinya bersyukur dan memuji memuliakan Tuhan dalam hidupmya. Tidak bosan membicarakan kuasa Tuhan dan kuasa firmanNya, dan bersemangat memaklumkannya kepada orang lain hingga generasi mendatang, sehingga nama Tuhan akan terus-menerus dikumandangkan di mana saja dan kapan saja. Kiranya Roh Kudus menolong kita memahami firmanNya dan melakukannya dalam kehidupan setiap hari. Salam sejahtera bagi kita semua.
Salatiga, Minggu 6 Juli 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H