Suspensi atau pengeluaran sementara untuk memberi pelaku waktu berpikir tentang tindakan mereka, serta untuk memberi efek jera. Tugas sosial atau pembinaan karakter, memberikan kesempatan bagi pelaku untuk memperbaiki perilakunya melalui kegiatan positif dan edukasi  agar mereka dapat memahami kesalahannya dan tidak mengulanginya di masa depan.
Hingga pemecatan atau skorsing jika kasus bullying sangat merugikan korban.
Dampak dari bullying tidak hanya dirasakan oleh korban dalam waktu dekat, tetapi dapat berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa dampak yang sering terjadi adalah dampak psikologis, korban bullying sering mengalami gangguan emosional, seperti depresi, kecemasan, dan rasa takut yang berkelanjutan.
Gangguan Akademik, korban bullying cenderung memiliki prestasi akademik yang buruk karena kurangnya konsentrasi di sekolah akibat rasa tertekan, dan yang terakhir gangguan Fisik, tindakan bullying fisik dapat menyebabkan luka fisik, meskipun dampak jangka panjangnya lebih sering bersifat emosional.
Contoh kasus bullying yang sering terjadi di sekolah adalah ketika seorang siswa dipermalukan oleh teman-temannya di depan kelas karena penampilannya yang dianggap berbeda. Siswa tersebut kemudian merasa malu, stres, dan enggan untuk datang ke sekolah. Dalam jangka panjang, kondisi tersebut bisa memengaruhi kesehatan mental dan emosionalnya.
Contoh lain bullying
yaitu Di SMP, seorang siswa yang lebih pendiam menjadi sasaran ejekan dan perundungan verbal karena memiliki minat yang berbeda, seperti suka bermain musik klasik. Akibatnya, ia mengalami stres dan menarik diri dari kegiatan sosial.
Terdapat beberapa jenis bullying yang sering terjadi di sekolah, antara lain bullying Fisik, melakukan kekerasan fisik, seperti memukul, menendang, atau merusak barang milik korban. Bullying Verbal menggunakan kata-kata yang menyakiti atau merendahkan korban, seperti mencaci maki, mengejek, atau mengancam.
Selain itu bullying sosial yaitumengucilkan korban, menyebarkan gosip buruk, atau merusak reputasi sosial korban. Cyberbullying, bentuk perundungan yang terjadi melalui media digital, seperti media sosial, pesan teks, atau forum online.
Untuk mengatasi bullying, berbagai pihak seperti sekolah, orang tua, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung. Beberapa langkah yang bisa diambil adalah pendidikan tentang empati dan toleransi yang mengajarkan nilai-nilai saling menghormati dan memahami perasaan orang lain sejak dini. Pembentukan kebijakan anti-bullying, sekolah harus memiliki kebijakan tegas terhadap bullying dan melibatkan seluruh anggota sekolah dalam pencegahan.
Pendampingan bagi korban dan pelaku, memberikan pendampingan psikologis untuk korban serta pembinaan bagi pelaku bullying agar dapat memperbaiki perilakunya.
Saran untuk korban bullying, korban bullying sebaiknya tidak menyimpan perasaan sakit hati sendirian. Beberapa langkah yang disarankan bagi korban dengan melaporkan tindakan bullying, jangan ragu untuk melaporkan tindakan bullying kepada pihak sekolah atau orang dewasa yang dapat dipercaya. Mencari dukungan psikologis seperti mengikuti konseling atau terapi untuk mengatasi trauma emosional akibat bullying dan juga menjaga harga diri, korban perlu diberi dukungan untuk membangun kembali rasa percaya diri dan menjaga mental mereka tetap kuat.
Kasus bullying di sekolah merupakan fenomena yang memprihatinkan dan dapat memberikan dampak buruk bagi korban. Oleh karena itu, penting untuk menanggapi masalah ini dengan pendekatan yang sistematis dan melibatkan seluruh pihak terkait.