Mohon tunggu...
Popy Kirana
Popy Kirana Mohon Tunggu... -

"kebetulan" adalah cara manusia merasionalkan sesuatu yang tak mampu diolah kognitifnya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Behaviorisme, Apakah Kita Robot?

29 Desember 2011   11:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:36 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"...Satu cabang ilmu kealaman yang eksperimental dan murni objektif. Tujuannya ialah untuk meramalkan dan mengontrol tingkah laku...Tampaknya sudah tiba saatnya, bahwa psikologi harus membuang semua referensi atau kaitan dengan kesadaran; dan tidak perlu memberdayakan diri sendiri dengan cara berpikir yang beranggapan bahwa objek pengamatannya ialah keadaan-keadaan mental"

Kalimat tersebut diungkapkan John B. Watson untuk merumuskan psikologi pada tahun 1913  dalam suatu karyanya yang kemudian muncul dalam Psychological Review. Dari Watson inilah aliran behaviorisme lahir.

Konsep behavioristik menolak konsep-konsep mentalistik dan introspeksi. Namun dengan meniadakan proses mental tersebut bukankah sama dengan membuat manusia menjadi mekanis? Hal ini berarti menyamakan manusia dengan fungsi-fungsi mekanis pada benda-benda mati buatan manusia. Pengabaian terhadap  keadaan mental yang membarengi suatu peristiwa berarti menurunkan derajat manusia yang notabene memiliki kehendak bebas. Dasar-dasar dari behaviorisme ini adalah karya-karya para psikolog binatang dimana sulit untuk mendeteksi proses mental yang terjadi di dalamnya. Mekanisasi perilaku manusia sama saja penghinaan terhadap martabat manusia mengingat dinamika aktif yang terjadi dalam diri manusia. Behaviorisme seakan ingin mengunkapkan bahwa perilaku manusia dapat dirumuskan dengan pasti. Bahwa anteseden tertentu akan menimbulkan perilaku tertentu, lantas dimanakah perbedaannya antara manusia dengan hewan atau bahkan dimanakah perbedaannya manusia dengan remote control yang bila ditekan suatu tombol tertentu akan menghasilkan suatu respon dengan pola yang sama.

Modifikasi perilaku manusia lebih baik berdasarkan pendekatan humanistik yang menempatkan manusia pada tataran yang seharusnya, ketika manusia dianggap sebagai manusia seutuhnya yang mampu diberdayakan dan memberdayakan diri.

Sleman, 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun