Mohon tunggu...
Popie Susanty
Popie Susanty Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang ibu empat anak yang ingin menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pemilu di Negara Antah Berantah

14 April 2014   14:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini sebuah kenyataan di negara antah berantah

Dua hari sebelum Pemilu Legislatif

Seorang laki-laki terlihat sibuk mendatangi rumah demi rumah.Ia meminta foto kopi KTP usia 17 tahun ke atas yang sudah memiliki hak pilih. Ia mengatakan besok malam ia akan kembali mengambilnya dan menukar dengan amplop yang berisi sejumlah rupiah dan nama calon anggota legislative dari partai tertentu.

Di tempat lain, beberapa laki-laki meminta foto kopi kartu keluarga dan dijanjikan besok malam ia kembali sambil menukarnya dengan amplop yang telah berisi sejumlah rupiah dan nama calon legislative dari partai tertentu.

Di tempat lain, ada yang langsung membagi-bagikan daster, seragam PKK, jilbab, Alqur’an dan kopiah.

Hari Pemilu tiba.

Asisten rumah tangga yang biasa datang sekitar jam 6 pagi, langsung bercerita.

“Bu, dari tadi malam sampai tadi setelah subuh saya dapat 5 amplop dari bapak-bapak yang meminta partainya dicoblos nanti siang.Saya bingung uangnya dikemanakan ya bu? Saya sih sudah punya pilihan partai sendiri Bu, sama dengan partainya Ibu dan keluarga.Saya dapat daster dan jilbab juga.”

“Bibi sudah buka belum amplopnya. Ada berapa jumlah uangnya?”

“Belum Bu, takut saya Bu.”

“Lho takut apa Bi?”

“Saya takut lihat jumlah uangnya Bu, sehingga saya segan menyumbangkannya.Apa boleh saya menyumbangkannya ke mesjid atau panti asuhan ya Bu? Itu kan uang sogokan.”

“Ya sudah Bi uangnya jangan dipakai untuk konsumsi dan keperluan lainnya.Kalau bisa dikembalikan,kembalikan saja. Kalau tidak sebaiknya uangnya dipakai untuk fasilitas umum seperti perbaikan jalan kampung”

….

Jam 10 wib asisten rumah tangga kembali ke rumah sebelumnya minta ijin untuk mencoblos.

“Bu, TPS tempat saya mencoblos sudah tutup.”

“Sudah tutup? Bukannya tutup jam 13.00 Bi?”

“Kata petugasnya, kartunya banyak yang cacat karena sudah ada yang melubangi sebelumnya sebanyak 183 surat.Jadi bibi tidak kebagian Bu.”

“Makarnya luar biasa ya ingin menang dengan cara curang.Semoga tertangkap dalangnya dan kembali bisa Pemilu ulang.”

……

Euforia kemenangan dari partai pemenang sementara berdasarkan quick qount bergema….

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun