Mohon tunggu...
Popie Susanty
Popie Susanty Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang ibu empat anak yang ingin menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Adakah Lelaki Idamanku?

3 Mei 2014   17:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:54 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jakarta, 1 Mei 2014

Di cari laki-laki yang penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang.

Di cari laki-laki yang penuh rasa tanggung jawab terhadap dirinya dan keluarganya.

Di cari laki-laki yang menjalankan dengan baik ajaran agama yang dianutnya, seperti rajin sholat, rajin mengaji, mengerjakan semua kewajiban dalam agamanya.

Di cari laki-laki yang bisa memikul beban keluarganya dengan baik.

Di cari laki-laki yang menghormati dan menyayangi istrinya dengan sepenuh hati sehingga istrinya merasa menjadi perempuan yang paling dihormati dan disayangi seluruh dunia.

Di cari laki-laki yang pandai mencari penghasilan sehingga bisa menafkahi keluarganya dengan baik dan membuat keluarganya bahagia karena tidak menghadapi kesulitan secara ekonomi.

Di cari laki-laki yang mau membantu pekerjaan istrinya di rumah, membantu anak-anak saat pagi hari bila anak-anak masih balita seperti memandikan, menyuapi dan mengajak bermain.

Di cari laki-laki yang rendah hati, mudah tersenyum, suka bercanda, menyenangkan dan riang.

Di cari laki-laki yang mudah bergaul di mana pun ia berada.

Di cari laki-laki yang memuliakan tamu dan tetangga.

Jakarta, 2 Mei 2014

Hari yang di tunggu Tiara akan tiba.Hari pernikahannya dengan Danu, pria yang ia terima sebagai calon pendampingnya.Tapi Tiara ragu dengan Danu, ia belum lama mengenal Danu.Hanya sekitar 1 bulan.Memutuskan menerima lamaran Danu adalah sebuah keterpaksaan demi baktinya kepada ayah dan ibu yang ingin segera melihat anak tercintanya menikah.Ya…alasan usia Tiara yang sudah lebih dari kepala tiga membuat ayah ibunya khawatir dan gusar akanmasa depan Tiara.

“Semoga dengan alasan baktiku kepada orang tua, Tuhan akan memberikan jalan”, pikir Tiara.

“Walau usia Danu lebih muda 3 tahun, aku pikir tidak akan jadi masalah selama komunikasi berjalan dengan baik.Toh secara penampilan aku terlihat seumur dengannya”, Tiara menambahkan.

“Aku hanya takut Danu seperti kakekku, seperti ayahku, dan seperti kakak iparku.Nenek terlihat tidak bahagia menikah dengan kakek yang sangatpemarah.Nenek begitu lembut,mudah tersenyum, penuh kasih sayang sangat jauh berbeda dengan sifat kakek yang ringan tangan, sangar dan tak satu pun orang yang berani menatap wajahnya apalagi membantahnya di saat kakek bicara.Tapi kakek pekerja keras, aku salut.Walau hanya lulusan SR, kakek mau mengerjakan apa saja demi istri dan anak-anaknya.Kakekberusaha membuatkan rumah besar yang nyaman untuk ketujuh anak-anaknya.Setiap anak kakek dibangunkan sebuah rumah hasil karya kakek sendiri.Untuk nenek, kakek siapkan sebidang tanah untuk nenek berkebun dan perhiasan lengkap sebagai bekal nenek bila kelak kakek meninggal terlebih dahulu,”terawang Tiara sambil mengingat masa lalunya.

“Ayahku, seorang laki-laki yang baik hati, murah senyum, mudah bersahabat di mana pun, temannya banyak,pandai bersosialisasi, rajin beribadah.Hanya saja ibuku tidak bahagia sebagai seorang istri dan ibu.Beban mencari nafkah dan menghidupi keluarga menjadi tanggung jawab ibu.Ayah sakit-sakitan sehingga tidak mampu bekerja dengan baik.Ibu bagiku bagai seorang pahlawan yang sangat luar biasa.Lemah lembut ibu dipadu ketegaran yang sangat luar biasa membentuk pola asuh dan pola pikir yang mandiri dan aku memiliki cita-cita untuk membuat ibu bahagia di masa tuanya dengan membuat ibu diam di rumah.Biarlah aku yang menopang hidupnya dan mengganti semua letih di masa mudanya dengan usahaku. Aku kecil memiliki cita-cita yang sangat tinggi menjadi yang terbaik sehingga kelak bisa bekerja dan menghasilkan uang banyak untuk ibu.Dan aku sangat tidak simpati dan sedikit memiliki rasa dendam kepada kakek dan ayah yang sudah menyiakan nenek, ibu yang begitu baik. Ibu dan nenek tidak merasa bahagia dalam kehidupan rumah tangganya.Menjadi istri tapi tidak disayang dan dihormati, lanjut Tiara.

“Kakak iparku perpaduan kakek dan ayah. Pemarah, tidak berusaha untuk memberi nafkah yang cukup untuk dirinya dan keluarga bahkan dibenci sama anak-anaknya karena sifatnya yang keras dan tidak menyayangi istri dan anak-anaknya. Kasian kakakku, banting tulang mencari nafkah, tidak dihargai, tidak dihormati, tidak disayang.Tidak bahagia dalam kehidupan rumah tangganya.Nenek, Ibu dan Kakak sama-sama bertahan demi anak-anak.Bertahan walau hati hancur, bertahan menahan lara dan duka…”

“Lalu bagaimana kelak kehidupan rumah tanggaku? “

“Apa rasa dendamku pada kakek, ayah, kakak ipar itu sudah melekat di bawah alam sadarku sehingga aku menginginkan Danu menjadi lelaki yang lain, lelaki selain mereka yang tidakbisa membahagaikan nenek, ibu dan kakak?”

“Apa aku salah bila menuntut banyak dari Danu?”

“Aku ingin dicintai, aku ingin disayang, aku ingin dihormati, aku ingin menjadi istri yang paling bahagia sedunia, aku ingin dimuliakan, aku ingin hidup berumah tangga yang penuh kebahagian mengurus anak dan keluarga, suami bertanggung jawab penuh mencari nafkah, suami selalu menomorsatukan keluarga di banding yang lain. Kalau tidak, sepertinya aku akan berontak, aku tidak ingin jadi wanita keempat yang tidak merasa bahagia dengan pernikahan.Lebih baik aku menghabiskan waktu bersama ibuku, melayaninya dan membahagiakan di sisa umurnya dibanding menderita dengan pernikahan.”

Tolonglah aku…aku harus bagaimana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun