Mohon tunggu...
Popie Susanty
Popie Susanty Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang ibu empat anak yang ingin menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kekuatan Media, Kekuatan Meraih Kekuasaan

28 Oktober 2013   21:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:54 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Salah satu kalimat yang terlontar dari SBY di acara Temu Kader, Sabtu, 26 Oktober 2013 di Sentul International Convention Centre Bogor bahwa Demokrat belum memiliki media sehingga kader Partai Demokrat yang terjerat kasus hukum menjadi sasaran empuk media yang dimiliki lawan politiknya.Kenyatannya, Partai Demokrat sebagai partai pemenang di Pemilu 2009 sampai saat ini belum memiliki media massa.

Terpaan media khususnya televisi demikian besar pengaruhnya terhadap persepsi khalayak terhadap realitas sosial yang terjadi.Menurut teori Kultivasi, semakin banyak waktu seseorang dihabiskan untuk menonton TV artinya semakin lama ia hidup dalam dunia yang dibuat oleh TV maka semakin seseorang menganggap bahwa realitas sosial yang terjadi sama dengan yang digambarkan oleh TV.Teori Kultivasi adalah teori tentang efek sosial terpaan media massa yang memfokuskan bagaimana orang mempersepsi realitas sosial setelah ia mennton TV.Teori Kultivasi pertama kali dikenalkan oleh George Gerbner pada 1968.Menurutnya ada 2 tipe penonton TV,yaitu “Heavy-viewers” yaitu orang yang menghabiskan waktu cukup banyak untuk menonton TV dan “Light-viewers” yaitu rang yang menghabiskan sedikit waktu untuk menonton TV).Khalayak Heavy viewers akan memandang dunia ini sama dengan gambaran yang ada di TV, semakin sering ia menonton acara kekerasan maka akan menganggap dunia ini penuh dengan kekerasan.

Televisi merupakan media unik yang dapat memberi informasi, mengubah arti, penanaman kesan, memaknai dunia, mempengaruhi pendapat dan sikap sehingga lahirlah budaya yang menyamakan antara dunia nyata dan dunia yang ada di televisi.Semakin sering media memberitakan PKS yang terkait dengan sapi, lama kelamaan khalayak akan mengaitkan antara PKS dan sapi sehingga bila ada PKS langsung berkaitan dengan sapi.Walaupun sampai sekarang kebenaran belum terungkap dengan jelas di pengadilan dan masih dalam proses pembuktian.Beberapa kader Demokrat yang terkait dengan korupsi diberitakan “tak seimbang” oleh media yang dimiliki lawan politiknya.Dengan agenda setting yang sudah disiapkan oleh media, media akan menggiring opini khalayak terhadap opini yang diinginkan oleh media.Golkar yang saat ini diguncang oleh kadernya yang terlibat korupsi, menyeimbangkan berita yang memberatkan partai dengan banyak menayangkan tentang sosok figure ketua umumnya yang mau maju ke PILPRES 2014.Sekali lagi, karena ia memiliki media yang akan menghantarkan pada tujuannya politiknya yaitu meraih suara sebanyak-banyaknya saat PEMILU 2014.

Kekuatan politik pada intinya sangat didukung oleh kekuatan media yang dimiliki.Dengan dukungan media, partai politik akan mudah memberikan berbagai program unggulan, kegiatan yang akan dilaksanakan, memperkenalkan calon-calon legislatif, meng-counter masalah yang dihadapi, melawan lawan politik yang berusaha menjatuhkan, dan banyak lagi.Seperti pepatah bilang, bila dalam semua orang sepakat mengganti nama pulpen denga pensil dan pensil dengan pulpen maka lama kelamaan nama pulpen akan menjadi pensil dan pensil menjadi pulpen.Begitu juga dengan kebenaran, kesalahan, bila yang salah selalu menjadi pemenang dan yang benar selalu menjadi yang disalahkan, lama-lama akan terjadi bias mana yang benar dan mana yang salah.

Lihat saja pemenangan JOKOWI-AHOK yang berhasil menuju kursi pertama DKI Jakarta, dukungan media sangatlah kuat.Kekuatan media menunjukkan “gigi” nya menghantarkan sosok pemimpin daerah menjadi pemimpin kota metropolitan.

Ingin kuasai dunia, kuasailah media.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun