"Seseorang? siapa?" Tanya dori bingung.
"Kau akan mengetahuinya. Yang kuat ya Dori" Ujar kak Lin sambil mengusap kepala Dori.
Saat angin berhembus di situlah kak Lin ikut hilang bersama hembusan angin tersebut. Dori masih mencerna maksud kak Lin tadi. Saat berbalik badan, Dori dikejutkan dengan seorang pria yang wajahnya takterlihat. Pria itu menutup mata Dori dan...
Dori terbangun dari mimpinya. Ia benar-benar merasa tadi itu nyata. Saat Dori duduk. Ia lupa bahwa ia masih berada di taman Dendelions. Dori pun tanpa pikir panjang langsung beranjak pulang. Karena ini sudah malam.
***
Jalan yang remang dan sangat gelap dikomplek perumahan Dori. Sangat sunyi karena sudah sangat terbilang malam. Dori merasa takut dan berfirasat buruk akan hal ini. Saat Dori sedang takut-takutnya, ia merasa ada yang mengikutinya.Â
Saat Dori berbalik tak ada siapa-siapa, namun naas saat Dori berbalik ke depan, dihadapannya telah berdiri tiga orang preman yang terbilang sangat ditakuti. Bagaimana tidak? Preman-preman itu dikenal sebagai preman yang suka main perempuan. Dori merasa sangat takut. Rasanya ia ingin mati saja saat ini. Salah seorang preman itu mendekat ke Dori dan memegang dagunya. Dori pun menghempaskan tangan preman tersebut.
"Jangan pegang-pegang!" Teriak Dori ketakutan
"Santai dong, kami di sini hanya ingin bermain denganmu sedikit" Ujar preman itu dengan senyumannya yang jahat.
Dori tak habis fikir dengan para preman ini. Pikiran Dori kemana-mana. Ia takut dirinya tak selamat. Namun, tiba-tiba sebuah batu dilempar begitu saja kewajah sang preman. Entah itu asalnya dari mana. Preman itu berteriak kesakitan karena batu itu mengenai matanya hingga berdarah.
"AAGGRRHH!! Ulah siapa ini!?" Ujar preman itu murka.