Mohon tunggu...
Mohamad Sholeh
Mohamad Sholeh Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang pekerja sosial lanjut usia di PONDOK LANSIA BERDIKARI sholehsja@gmail.com/Hp. 081317977984

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bersalahkah Menitipkan Orangtua di Panti Lantaran Kesibukan?

26 April 2014   09:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:11 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13984528121062881985

Contoh kasus:

Anda bekerja di Amerika dan telah mapan di sana. Anda meritin usaha itu dari enol hingga dapat besar seperti sekarang. Setelah kondisi Anda seperti sekarang, ternyata orangtua Anda (kandung) sudah memasuki masa lansia dan mengharapkan Anda pulang ke kampung halaman untuk merawat sendiri di rumah kampung halaman. Konsekuensi yang Anda ambil adalah meninggalkan semua usaha yang telah Anda rintis tersebut dari enol. Sementara opsi orangtua di rawat di Amerika dia tolak dengan alasan tidak betah/kerasan. Jika Anda berfikir rasional, pilihan mana yang akan di ambil? Saya yakin, ini keputusan yang sangat sulit dan banyak orang terjebak dalam masalah seperti ini.

Solusi yang paling bijak adalah Anda tetap bekerja di Amerika, terus bekerja demi masa depan yang lebih baik untuk anak dan cucu kelak. Sebagai pengganti bakti pada orangtua, Anda dapat mempekerjakan seorang perawat di rumah atau menaruhnya di panti dengan mengganti semua kebutuhan yang diperlukan selama merawat orangtua Anda.

Percayalah, berbakti pada orangtua itu banyak sekali bentuknya, dan Anda harus pandai-pandai memilihnya demi kebaikan semua. Jangan sampai pilihan yang Anda ambil menjadi bumerang bagi diri sendiri.

Dalam Al-Qur’an Allah berfirman: Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad SAW) tentang apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, “Apa saja harta (yang baik) yang kamu nafkahkan, maka untuk ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan (yang memerlukan pertolongan).” Dan apa saja kebajikan yang kamu lakukan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Q.S. al-Baqarah [2]: 215).

Percayalah, yang termasuk dosa adalah apabila kita merasa berat, terbebani atau direpotkan dengan mengurus orangtua, kemudian menyerahkan pada panti jompo untuk merawatnya. Kita merasa jijik mengurus orangtua yang sudah uzur dan buang airnya tidak lagi terkontrol, lalu menyerahkan pekerjaan yang kita anggap kotor itu kepada panti jompo, walaupun semua biaya panti jompo kita yang menanggungnya.

Keempat, percayalah merawat orangtua jarak jauh itu sangat merepotkan. Kenyataan yang ada adalah lelah, payah dan akhirnya mengeluh. Perbuatan yang demikian justru menimbulkan dosa lantaran kita tidak ikhlas dalam meyani/merawat orangtua. Belum lagi, maksud baik kita dinilai keliru oleh kerabat maupun orangtua kita sendiri. Terlebih-lebih kondisi orangtua kita sudah sakit-sakitan. Tentunya kita akan semakin lelah, letih dan akhirnya stres yang mengganggu semua aktivitas. Belum lagi jika ada kejadian seperti jika mereka terjatuh di kamar mandi atau lupa sudah minum obat atau belum dan mereka menyangkalnya, atau hal-hal tersebut dapat membahayakan kesehatan mereka yang harus ditangani segera. Tentunya Anda akan semakin terkucilkan.

Terkahir, sebenarnya sudah menjadi kodrati jika manusia terlahir jika diberikan panjang umur pasti akan memasuki masa lansia atau menjadi tua. Siapapun itu pasti akan mengalami berkulit keriput, dan rambut sebagia bahkan ada yang semua berubah putih. Sebab itulah, sudah kodratnya pula harus mendapat pertolongan oleh yang muda. Sebab itulah, kewajiban Anda selaku anak harus tetap berlebih dan bertanggung jawab untuk tetap mengurusnya meskipun menggunakan tenaga bantuan orang lain sebagai pengganti.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun