Mohon tunggu...
Afriandi Prasetya
Afriandi Prasetya Mohon Tunggu... pegawai negeri -

suami dari seorang istri yang menakjubkan, dan ayah dari seorang anak yang tampan dan dua orang anak yang cantik http://pondokecil.wordpress.com http://tbws.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengajak ke Jalan Allah

1 Januari 2012   04:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:30 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik." (QS An-Nahl, 16:125)

Setelah memahami syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang sebelum ia berdakwah kepada manusia, hendaklah pendakwah itu mengetahui bahwa Allah telah memberikan arahan bagaimana dakwah disampaikan kepada manusia:


  1. hikmah. Seorang dai harus mengetahui kondisi obyek dakwahnya dan menyampaikan ilmu kepada mereka dengan bijak, sesuai dengan porsi ilmu yang dapat diterima dan dipahami. Hikmah disampaikan kepada obyek dakwah yang jahil (tidak berilmu) namun dapat menerima kebenaran tanpa penolakan. Seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah ketika menghadapi seorang badui yang kencing di pojokan masjid.
  2. pelajaran yang baik. Ada obyek dakwah yang melakukan ibadah dengan cara yang menyimpang dan enggan menerima kebenaran, kepada mereka dai menyampaikan ilmu dengan memberikan kabar gembira (motivasi) dan peringatan (ancaman).
  3. bantahan. Sebagian obyek dakwah berpaling dari dan menentang kebenaran, kepada mereka dai dapat membantah atau mendebat dengan cara yang lebih baik dan memberikan kepuasan sehingga menerima dan berpaling kepada kebenaran.


Mendebat hanyalah dianjurkan dan dipuji apabila dengannya dan atas pertimbangan maslahat akan membela agama. Mendebat akan dicela dan tidak diperkenankan apabila membantah dengan hal yang batil bahkan melenyapkan kebenaran (QS 18:56), apabila membantah suatu kebenaran yang sudah nyata (QS 8:6), dan apabila membantah tanpa ilmu yang mumpuni (QS 3:66).

Atas dakwah yang dilakukan oleh seorang pendakwah, hendaklah ia kemudian memahami bahwa kewajibannya hanyalah menyampaikan ilmu dan mengajak manusia ke jalan Allah. Sedangkan bagaimana kondisi obyek dakwah setelah ilmu itu disampaikan, adalah urusan Allah:

إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

"Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS An-Nahl, 16:125)

http://www.ziddu.com/download/18030199/PV_UshulutTsalatsah_UstAbdullahSyaroni_07.mp3.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun