Mohon tunggu...
Afriandi Prasetya
Afriandi Prasetya Mohon Tunggu... pegawai negeri -

suami dari seorang istri yang menakjubkan, dan ayah dari seorang anak yang tampan dan dua orang anak yang cantik http://pondokecil.wordpress.com http://tbws.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memenuhi Syarat Berdakwah

19 Desember 2011   06:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:04 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mengetahui keutamaan berdakwah kepada agama Allah, kebanyakan orang yang beriman bersemangat untuk memperoleh manfaat-manfaat dakwah. Namun tidak sedikit dari para juru dakwah yang lupa memperlengkapi diri mereka dengan memenuhi syarat-syarat berdakwah, sehingga dakwahnya tidak efektif bahkan lebih jauh lagi, menyesatkan umat yang didakwahinya. Hendaklah para juru dakwah menghiasi dirinya dengan ketakwaan dan keikhlasan. Dakwah yang didasarkan pada keduanya akan menjadi dakwah yang tulus, tanpa pamrih, tanpa tendensi keduniaan. Karena tujuan dakwah adalah menyampaikan ilmu dan mengajak manusia kepada agama Allah, maka juru dakwah yang bertakwa dan ikhlas tidak menjadikan jumlah pengikut sebagai target. Tidak merasa bersedih dan merasa gagal apabila tidak satupun yang mengikutinya, karena ia telah mendengar kabar dari Rasulullah -shallallahu alaihi wa alihi wasalam- tentang nabi-nabi yang pengikutnya tidak lebih dari sepuluh orang, satu dua orang aja, bahkan tak satupun pengikut.

Dakwah adalah ibadah yang sifatnya tauqifiyah, maka dalam berdakwah tidak diperkenankan melakukan inovasi dan kreasi cara-cara dakwah yang menyelisihi sunnah. Selain itu juru dakwah hendaklah membekali dirinya dengan ilmu tentang apa yang ia dakwahkan serta mempunyai pemahaman yang benar dan pasti tanpa keraguan, ilmu tentang kondisi umat yang akan ia dakwahi, dan ilmu tentang adab-adab berdakwah. Juru dakwah yang hanya bermodal semangat  dan keberanian tanpa ilmu akan membahayakan dirinya dan obyek dakwahnya. Dalam hadits yang mengisahkan pembunuh 99 orang yang hendak bertaubat, rahib yang ahli ibadah menjadi korban ke-100 karena telah berfatwa tanpa ilmu. Dalam hadits yang mengisahkan salah seorang sahabat yang bocor kepalanya dan meminta fatwa mandi junub, terbunuh oleh fatwa wajibnya mandi yang disampaikan oleh orang yang berfatwa tanpa ilmu. Oleh karenanya bukanlah sebuah aib apabila juru dakwah mengatakan TIDAK TAHU untuk hal-hal yang dia belum menguasai ilmunya.

Karena dakwah adalah mengajak, maka hendaknya dilakukan dengan hikmah kebijaksanaan dan memberi kemudahan bukan kesulitan agar manusia mendekat kepada agama Allah bukan menjauhinya. Semoga Allah memberi petunjuk. Wallahu a’lam.

http://www.ziddu.com/download/17855728/PV_UshulutTsalatsah_UstAbdullahSyaroni_06.mp3.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun