Mohon tunggu...
Ponco Wulan
Ponco Wulan Mohon Tunggu... Guru - Pontjowulan Samarinda

Pontjowulan Kota Samarinda Kalimantan Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Percik Rindu di Tengah Hujan Senja

23 November 2024   19:32 Diperbarui: 23 November 2024   22:41 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Hujan Senja (Sumber Buatan AI)

"Pagi, anak-anak!" sapa Laras dengan semangat.

"Pagi, Bu Laras!" jawab mereka serempak, disertai senyuman lebar.

Laras membuka kelas dengan memberikan arahan tentang latihan hari itu, diikuti dengan bimbingan pelajaran sebelum mereka memulai sesi latihan. Sembari mengajar, ia memperhatikan ekspresi siswa-siswanya, merasakan kebahagiaan dan ketulusan dalam semangat mereka untuk belajar.

Menjelang siang, suasana sekolah semakin hidup dengan kegiatan latihan yang dilakukan siswa-siswi kelas IX. Suara musik dari kelas yang mereka pakai untuk latihan mengalun memenuhi lorong sekolah dan memikat perhatian siswa dari kelas lain. Laras mendampingi mereka dengan penuh semangat, memberi arahan, serta sesekali tersenyum dan tertawa melihat usaha para siswa yang kadang-kadang lucu dan penuh kejutan.

Di sela-sela latihan, seorang siswa bernama Andi mendekat dan berkata pelan, "Bu, kami sangat beruntung punya guru seperti Ibu Laras yang mau bantu kami. Kami janji akan tampil sebaik mungkin!" Laras tersenyum dan merasakan keharuan. "Terima kasih, Andi. Ibu juga beruntung punya kalian semua. Ingat, yang paling penting adalah usaha dan kebersamaan kita. Ibu yakin kalian bisa."

Hari berlalu dengan penuh semangat. Melihat senyum dan kegembiraan siswa-siswanya, Laras merasa hidupnya begitu berarti. Di tengah kesibukan, sejenak ia lupa pada perasaan rindu yang masih tersimpan di hatinya. Setiap tawa dan usaha anak-anak itu adalah pelipur laranya, mengingatkannya bahwa di sini, di tengah kesederhanaan ia telah menemukan rumah sejatinya di antara mimpi-mimpi anak-anak desa.

Setelah latihan bersama anak-anak, Laras beranjak ke ruang guru untuk merapikan beberapa buku dan catatan sebelum pulang. Ia tak menyadari bahwa di luar gerbang sekolah, seorang pria berseragam ASN telah menunggunya sejak beberapa menit yang lalu. Pria itu adalah Pak Dani, seorang pegawai yang bertugas di kantor kecamatan. Sejak pertama kali bertemu Laras saat menghadiri acara desa, Pak Dani merasa terkesan dengan dedikasi dan ketulusan Laras sebagai pengajar di desa mereka. Ia sering melihatnya pulang pergi berjalan kaki dan tak peduli hujan atau terik.

"Assalamualaikum, Bu Laras!" sapa Pak Dani ramah, menghampiri saat Laras keluar dari gerbang sekolah. Laras menoleh dan tersenyum sopan. "Waalaikumsalam, Pak Dani! Wah, jarang sekali lihat Bapak di sini sepagi ini. Ada keperluan khusus?"

Pak Dani tersenyum sambil mengangguk. "Kebetulan hari ini ada urusan ke sekolah dan beberapa dokumen yang perlu saya serahkan ke kepala sekolah. Tapi, sebenarnya saya juga ingin memastikan kalau Bu Laras baik-baik saja. Saya dengar tadi pagi sibuk mengurus latihan untuk anak-anak?"

Laras terkejut mendengar perhatian Pak Dani yang cukup detail. Ia tak menyangka bahwa pria ini memperhatikan kegiatan-kegiatannya. "Iya, Pak. Tadi kami latihan untuk pentas seni. Murid-murid sangat antusias, jadi saya ikut semangat," jawabnya dengan sedikit tawa, mencoba menutupi kelelahan yang sebenarnya sudah terasa.

Pak Dani tersenyum penuh perhatian. "Luar biasa, Bu. Tidak semua guru bisa seperti Ibu yang begitu peduli dengan anak-anak desa ini. Mereka sangat beruntung punya guru yang berdedikasi seperti Ibu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun