Mohon tunggu...
POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR
POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional Development - Sokrates - Binus Creates

Hanya ingin berbagai untuk kemajuan Pendidikan di Indonesia, khususnya dalam penerapan teknologi dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Habis Kuota Terbitlah Smartphone

31 Agustus 2020   10:47 Diperbarui: 31 Agustus 2020   10:50 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak pandemi melanda negeri kita banyak sekali perhatian yang tertuju pada kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dibawah kepemimpinan salah seorang Menteri Milenial kita khususnya mengenai Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dimana kebijakan tersebut dengan sangat terpaksa dan cepat diambil Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menghindari paparan virus covid 19 kepada peserta didik kita. 

Dapat dipahami kebijakan ini banyak sekali mendapatkan pro dan kontra baik dari Pendidikan Dasar hingga Perguruan Tinggi khususnya mengenai kuota yang diperlukan untuk melaksanakan program PJJ ini sangat besar sedangkan banyak orang tua yang berdampak akan pandemi yang melanda negeri ini sehingga penghasilan semakin berkurang yang tentu saja akan mempengaruhi kemampuan orang tua untuk memenuhi kebutuhan kuota sang Anak. 

Kementerian Pendidikan menyadari akan hal itu, sehingga beberapa langkah telah dilakukan seperti melonggarkan penggunaan dana BOS untuk membeli kuota untuk belajar yang seharusnya dapat mengurangi beban dari peserta didik untuk memenuhi kebutuhan kuota belajar anak. Tetapi hal itu tidaklah cukup sehingga serangan demi serangan terus bermunculan hingga Kemendikbud mengeluarkan kebijakan untuk memberikan kuota gratis kepada peserta didik dan juga Mahasiswa selama 4 bulan dengan total anggaran 8,9 Triliun.

Program ini belumlah berjalan namun sudah menimbulkan banyak gejolak yang menurut penulis tidaklah tepat, misalkan ada sekelompok orang yang meminta jika diberikan kuota gratis maka harus dijamin koneksi harus bagus sampai ke pelosok padahal urusan koneksi tentunya bukan urusan Kemendikbud melainkan kementerian lain yang bertugas untuk mengurus hal tersebut. 

Disamping itu ada juga yang mengeluhkan mengenai smartphone yang tidak semua peserta didik dan Guru memiliki, dan meminta Kementerian Pendidikan untuk menyediakannya sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dimana seolah-olah proses pembelajaran hanya dapat berjalan jika semua hal tersebut sudah disediakan oleh Kemendikbud. 

Saudaraku sebangsa setanah air, jika pemerintah sudah mampu menyiapkan itu semua (Smartphone, Kuota Gratis, dan infrastruktur yang bagus) saya percaya pendidikan kita akan maju lebih cepat, tetapi bagaimana mungkin hal itu dapat terjadi jika sebagian besar SDMnya belum mampu menggunakan atau mengintegrasikan teknologi untuk melakukan proses pembelajaran dengan baik. 

Gimana kuota tidak cepat habis jika dari jam 07.00 - 13.00 gurunya hanya ceramah lewat aplikasi video Conference seperti waktu di dalam kelas, atau dengan kata lain tidak mampu untuk merubah pola pembelajaran yang selama ini diterapkan di kelas dirubah ke arah digital. Apapun itu tentunya kita harus maklumi  karena ini merupakan hal yang baru dalam dunia pendidikan kita di tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sesungguhnya moment saat ini sudah sepantasnya untuk kita semua untuk turut berperan dalam membantu dunia pendidikan kita supaya proses pembelajaran tidak terhenti dan itu sudah terlihat di beberapa daerah dimana masyarakat berperan aktif membantu proses pembelajaran, misalkan seperti didaerah yang susah sinyal, masyarakat membantu Guru dengan menggunakan radio untuk dapat berkomunikasi dengan peserta didik. 

Ada juga Guru yang membentuk kelompok-kelompok kecil dimana Guru secara bergiliran mendatangi kelompok-kelompok kecil tersebut untuk memastikan peserta didiknya tetap belajar dan belajar. Dari hal tersebut yang perlu kita harus ingat adalah teknologi itu hanya alat bantu, proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik khususnya selama PJJ ini tergantung dari kreatifitas dari Guru dan Orang tua dalam mengelola proses pembelajaran jadi tidak semuanya tergantung pada teknologi. 

Satu hal yang penulis syukuri dari peristiwa ini terjadi adalah Covid 19 ini akan membawa transformasi dunia pendidikan kita arah digital dengan lebih cepat. 

Walaupun Guru melakukan integrasi teknologi berawal dari wabah Covid 19 tetapi integrasi teknologi tidak boleh berakhir dengan berakhirnya pandemi Covid 19 tetapi harus menjadi ujung tombak perubahan ke arah dunia pendidikan yang lebih baik, pendidikan masa depan jadi apapun kebijakan yang saat ini diambil oleh Pemerintah kita tentunya kita harus dukung jika ada satu hal yang masih belum bisa terpenuhi seyogianya kita berikan kesempatan mereka untuk menyelesaikannya sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Sambil menunggu, kita bersama-sama bekerja keras membantu peserta didik kita untuk tetap belajar dan belajar. Salam Merdeka Belajar  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun