Mohon tunggu...
POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR
POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional Development - Sokrates - Binus Creates

Hanya ingin berbagai untuk kemajuan Pendidikan di Indonesia, khususnya dalam penerapan teknologi dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Anak Pra Sekolah Belajar Online

23 Juli 2020   09:49 Diperbarui: 23 Juli 2020   09:43 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin saya membaca sebuah media dimana diceritakan tentang pengalaman seorang Ibu dalam menjalankan proses pendidikan untuk anaknya yang baru masuk sekolah Taman Kanak-Kanak atau mungkin yang dimaksud adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dikarenakan usia anak baru menjelang 4 Tahun dan sang ibu memasukkan ke sekolah anak tersebut karena tergiur dengan discount uang pangkal yang diberikan oleh sekolah anaknya.

Secara singkat sang ibu menyampaikan dimana anaknya ketika mengikuti proses pembelajaran secara online, sang anak tidak bisa diam. 2 menit pertama anak masih diam melihat layar laptop dimana Gurunya mengajarkan sebuah materi.

Menit ke-3 posisi duduk sudah melai bergeser, menit ke 4 anak sudah mulai tiduran hingga menit ke 10 sang anak mulai berlari meninggalkan layar laptop dan bermain dengan mainannya. 

Sang Ibu kewalahan untuk mengajak anaknya duduk tenang sambil mendengarkan Gurunya melalui video Conference tetapi tidak membuahkan hasil malahan anak tersebut semakin meronta sampai Sang Ibu merasa kewalahan dan hanya bisa berdoa supaya Pandemi Covid 19 ini segera berakhir dan anak-anak kembali ke kelas dan duduk tenang di bangku kelas sambil memperhatikan Gurunya seperti biasanya.

Mungkin banyak keluarga muda yang mengalami hal yang sama dan itu sebenarnya adalah hal yang wajar. Anak umur 4 tahun atau masa pra sekolah tidak bisa dipaksakan untuk belajar karena mereka masih usia bermain. 

Justru yang perlu dikwatirkan jika anak di usia tersebut tidak aktif bermain dan hanya duduk diam saja yang perlu dikwatirkan, karena ada sebuah penelitian yang menyebutkan jika seorang anak bermain selama 10 menit dengan mainan yang sama dan tanpa berpindah kemungkinan anak tersebut ada kelainan bawaan. Jadi para orang tua yang anaknya aktif bergerak bersyukurlan, karena anaknya normal.

Lalu bagaimana belajarnya karena sudah terlanjur memasukkan anak kesekolah demi discount  uang pangkal. Ada beberapa hal yang dapat penulis sampaikan :

  • Jangan paksakan anak masuk ke sekolah sebelum usianya, pemerintah sudah jelas membuat aturan usia pra sekolah dan sekolah. Hindari memasukkan anak ke sekolah demi mendapatkan discount uang pangkal, supaya orang tua memiliki me time dibalik kesibukan bekerja, melihat anak tetangganya yang sudah sekolah, atau karena factor lain. Masukkan ke sekolah sesuai dengan usianya supaya dia matang dan lebih siap dalam belajar.
  • Bawa kembali ke dunianya. Anak-anak itu inginnya bermain jadi ajak dia bermain, perbanyak di rumah APE (Alat Permainan Edukatif) atau bisa juga kerjasama dengan sekolahnya untuk meminjamkan APE disekolah ke rumah siswanya dengan cara dikirimkan atau orang tuanya mengambil ke sekolah.
  • Berikan permainan yang membuat sang anak aktif sehingga dia bisa bergerak karena dia usia terebut jangan mengharapkan anak-anak untuk diam tanpa gerak.
  • Instruksi dari Guru seandainya harus dilakukan lewat Video Conference jangan terlalu lama atau jika menggunakan Video buat video yang berdurasi 2-3 menit supaya anak tidak terlalu lama menatap monitor.
  • Guru harus membuat videonya semenarik mungkin sehingga anak-anak tidak merasa jenuh ketika dia menonton video instruksinya
  • Sebisa mungkin orang tua harus menjadi pendamping ketika anak melakukan segala aktivitasnya dan jika perlu orang tua bermain bersama dengan anaknya karena itu yang mereka inginkan dan belum tentu waktu itu mereka dapatkan sebelum masa pandemic Covid 19.

Masa Covid 19, jika kita memaknai secara positif adalah waktu untuk menebus ketika orang tua sibuk bekerja dan sangat jarang bermain dan belajar bersama orang tuanya. 

Bermain dan belajar bersama orang tuanya itu yang mereka inginkan sesungguhnya bukan bermain dengan Asisten Rumah Tangga sebagaimana biasanya mereka jalani. Selamat Mendidik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun