Mohon tunggu...
POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR
POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional Development - Sokrates - Binus Creates

Hanya ingin berbagai untuk kemajuan Pendidikan di Indonesia, khususnya dalam penerapan teknologi dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dampak Positif Virus Corona

24 Maret 2020   12:23 Diperbarui: 24 Maret 2020   12:37 2338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya selalu orang yang berusaha mencari sisi positif dari segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan saya. Di tengah wabah corona yang melanda Indonesia saat ini dimana hampir semua warga Negara di Nusantara ini merasakan kekwatiran yang sangat luar biasa bahkan diluar yang dibayangkan masyarakat kita sebelumnya. Namun saya mencoba mengambil sisi positif dari bencana ini yang mungkin juga dialami oleh masyarakat Indonesia saat ini. Adapun yang menjadi nilai positif dari musibah ini menurut penulis :

Kebersamaan dengan keluarga. Belajar, Bekerja, dan Beribadah dilakukan dirumah tentunya akan memberikan waktu yang lebih lama untuk menjalin kebersamaan dengan keluarga karena bagi sebagian warga khususnya yang tinggal di kota-kota besar.

Hal tersebut agak sulit jika dilakukan dalam situasi normal karena faktor pekerjaan, jarak rumah dan kantor yang jauh, kemacetan dan faktor-faktor lain yang membuat waktu untuk bercengkrama dengan keluarga berkurang. Dengan adanya kebijakan ini waktu untuk bersama keluarga tercinta akan lebih banyak dan tentunya akan memberikan nilai positif bagi anak-anak.

Guru dituntut mengajar dengan lebih kreatif. Kebijakan Pemerintah untuk menghentikan kegiatan belajar di sekolah dan berpindah ke rumah secara tidak langsung menuntut Guru untuk dapat lebih kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh. 

Ada Guru yang menggunakan Media Sosial, Ada Guru yang menggunakan LMS (Learning Management System), Menggunakan Aplikasi Teleconfrence tetapi ada juga yang secara manual dengan memberikan tugas dan meminta Orang tua mengantarkan tugasnya ke sekolah setelah selesai dikerjakan oleh peserta didiknya. 

Beragam cara dilakukan oleh Guru untuk tetap melaksanakan proses pembelajaran, tentunya menunjukkan semangat dari para Guru untuk terus mendidik walau dalam situasi dan kondisi apapun dan tentunya hal ini perlu juga diapresiasi layaknya kita mengapresiasi tenaga medis yang berjuang untuk melawan virus Corona.

Refleksi akan perjalanan hidup. Ibadah dilakukan di rumah tentunya dapat menjadi sebuah refleksi bagi kita akan perjalanan hidup kita terlebih sebagian besar masyarakat di Nusantara  ini merupakan kali pertama mengalami tempat ibadah ditutup karena wabah sebuah virus. Moment beribadah di rumah seharusnya dapat menjadi refleksi bagi kita sejauh mana kita menjalankan ibadah dirumahNya atau malah kita tidak pernah gunakan padahal Tuhan telah sediakan untuk kita dapat bertemu denganNya.

Empati. Wabah virus Corona akan menguji kita sejauh mana empati yang kita miliki. Hal ini bisa sangat jelas terukur dimana banyaknya orang kita yang menimbun makanan, masker, termasuk hand sanitizer tanpa berpikir jika kita mengalami hal yang sama dan tentunya kita semua memiliki kebutuhan yang sama tetapi mereka tetap saja melakukannya seolah-olah hanya mereka yang perlu bertahan hidup dan yang lain tidak perlu. 

Begitu tegakah jika hanya dia sendiri yang makan sedangkan disampingnya tergeletak orang lain karena kekurangan makanan. Dari pandangan penulis, mungkin sudah saatnya dalam sistem pendidikan kita dimasukkan materi yang memunculkan rasa empati pada peserta didik sehingga kelak ketika mereka dewasa akan memiliki rasa empati yang lebih baik dibandingkan dengan generasi saat ini.

Semua orang tidak ada yang menginginkan bencana ini tetapi jika kita belajar dari Negara yang terlebih dahulu diserang wabah ini, mereka banyak mengambil pelajaran berharga dalam hidup mereka dan tentunya kita juga harus mampu melakukan hal yang sama. Belajar mengambil nilai positif dari setiap bencana dan menjadikanya bekal untuk kita dan anak cucu kita khususnya dalam hal berempati dengan sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun