Mohon tunggu...
POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR
POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional Development - Sokrates - Binus Creates

Hanya ingin berbagai untuk kemajuan Pendidikan di Indonesia, khususnya dalam penerapan teknologi dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Penggerak

11 Maret 2020   14:00 Diperbarui: 11 Maret 2020   14:05 1692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mediacenter.riau.go.id

Terobosan-terobosan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendongkrak kualitas Pendidikan di Indonesia yang menurut peringkat PISA sudah 20 tahun belum mengalami perubahan sudah sepatutnya kita apresiasi. Meningkatkan kualitas Pendidikan memang bukan hal yang mudah dan membutuhkan waktu yang tidak singkat karena itu perlu dilakukan terobosan-terobosan yang berani dan dapat diimplementasikan dalam sisten Pendidikan kita. Pada episode ke 4 yang diberikan judul "Program Organisasi Penggerak" merupakan salah satu terobosan yang cukup baik meskipun tidak lepas dari kekurangan tetapi setidaknya kita dapat melihat ada langkah nyata yang dilakukan oleh Kementerian untuk memperbaiki Pendidikan kita.  

Adapun terobosan yang dilakukan dalam episode 4 ini adalah Sekolah Pengerak. Adapun pengertiannya seperti yang dijabarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah sebagai berikut :

  1. Sekolah penggerak adalah suatu sekolah yang dapat menggerakkan sekolah-sekolah lain. Adapun ciri-ciri sekolah penggerak adalah sebagai berikut :
    • Kepala Sekolah. Seorang kepala sekolah benar-benar mengerti proses pembelajaran siswa dan mampu mengembangkan Guru-guru dibawahnya. Kepala sekolah harus mampu mengarahkan Guru-Guru menjadi Guru yang baik dan menjadi mentor untuk Guru-Gurunya.
    • Guru. Guru-Guru harus berpihak kepada anak dan dia tahu bahwa setiap anak itu berbeda dan dia tahu mengajar di level yang tepat untuk anak.
    • Siswa. Sekolah menghasilkan profil siswa yang berakhlak mulia, mandiri, kreatif, bernalar kritis, gotong royong dan berkhebinekaan global.
    • Komunitas. Seluruh komunitas yang ada di sekolah mendukung proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah mulai dari orang tua, tokoh masyarakat, dan pemerintah setempat.
  2. Sekolah Pengerak bisa menggerakkan sekolah-sekolah lain, dalam hal menjadi panutan/contoh bagi sekolah lain, tempat pelatihan dan menjadi inspirasi bagi sekolah lain dalam mengembangkan pembelajaran.  
  3. Proses pembelajaran di sekolah penggerak diharapkan terjadi proses interaksi yang baik antara Guru dan peserta didik yaitu banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya.

Adapun Karakter Peserta didik yang dihasilkan oleh sekolah Pengerak dapat dijabarkan sebagai berikut :

  1. Berahklak Mulia. Peserta didik mengerti apa itu moralitas, mengerti apa itu keadilan sosial, spritualitas, dan memiliki rasa cinta kepada agama, sesama dan alam
  2. Kreativitas. Peserta didik memiliki kemampuan untuk menciptakan hal-hal secara proaktif, independent, serta menemukan cara-cara lain yang berbeda.
  3. Gotong royong. Peserta didik harus tahu cara bergotong royong, tahu cara berkolaborasi dengan sesama peserta didik dan pada saat dia keluar mampu untuk bekerjasama sama dengan orang lain, karena tidak akan ada pekerjaan atau aktivitas yang tidak membutuhkan gotong royong apalagi di era industri 4.0
  4. Kebhinekaan Global. Ini adalah perasaan menghormati keberagaman, toleransi terhadap perbedaan, bisa menghormati perbedaan tanpa rasa judgment/menghakimi, tanpa merasa lebih hebat/lebih baik dari orang lain. Tidak hanya level Indonesia tetapi juga tingkat dunia karena dunia ini semakin kecil, Informasi dan pengetahuan semakin besar karena sudah bisa diakses dimanapun sehingga kebhinekaan global menjadi hal yang penting dan harus menjadi aspirasi dari sistem Pendidikan kita karena kita akan bersaing di masa kini dan masa depan.
  5. Bernalar Kritis. Ini adalah Kemampuan menganalisa, kemampuan memecahkan masalah-masalah yang riil, kemampuan berpikir secara kritis dan menimbang berbagai solusi untuk sebuah permasalahan
  6. Kemandirian. Seberapa independent peserta didik kita, Apakah dia terdorong oleh motivasi yang ada di dalam dirinya ataukah harus di dorong oleh eksternal? Kemandiran bertumpu dari growth mindset yaitu suatu pemikiran filsafat dimana "saya akan bertumbuh lebih baik kalau saya terus berusaha" sehingga peserta didik di sekolah pengerak ingin terus untuk mencari informasi yang lebih banyak, bekerja keras karena ingin lebih baik.

Untuk mendukung keberhasilan program ini, Kementerian melibatkan organisasi dan relawan dalam mendukung keberhasilan program ini dan memang sudah sepatutnya dilakukan seperti itu karena sebuah Pendidikan sebuah negara tidak akan berjalan tanpa ada dukungan dari semua lapisan masyarakat. Sudah saatnya Nusantara ini melibatkan semua pihak untuk dapat ambil bagian dalam meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia sehingga kita mendapatkan perubahan yang langsung dirasakan oleh peserta didik di kelas dan tentunya dapat merasakan langsung Merdeka Belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun