Mohon tunggu...
Pollung Sinaga
Pollung Sinaga Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar | Konten Kreator

Menulis adalah satu cara memberi tanpa meminta, menabur benih tanpa mengharapkan panen. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil (2nd Mile).

Selanjutnya

Tutup

Diary

'Patient' Ya Sabar!

18 Maret 2024   09:35 Diperbarui: 23 Maret 2024   18:57 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sahabat Kompasianer, minggu ini kita awali dengan semangat walau tetap menjalankan ibadah puasa. Catatan ringan ini terinspirasi dari semangat seorang muda yang saya jumpai di satu lokasi pencucian mobil pada Sabtu lalu. Dengan semangat dan keuletannya, saya teringat bahwa ternyata banyak kisah sukses para bilioner dunia dimulai dengan ujian kesabaran dan berbagai keterbatasan. Sosok pemuda itu menggiring saya pada dua kata: sabar dan kerja keras.

Dan, setelah saya telusuri kata 'sabar' bahasa Inggris-nya patient. Kata patient (bahasa Inggris) atau patiens (Bahasa Latin) bisa juga bermakna orang sakit. Kata patiens (Latin) berasal dari kata kerja pati yang artinya 'menderita'. Ya, orang yang sakit atau orang yang menderita harus sabar, sabar menunggu perawatan medis, sabar mendapat perlakuan kurang enak, sabar makan obat yang rasanya tak enak, dan sabar "dipenjarakan" di rumah sakit. Kalau tidak sabar, para pasien mungkin tidak pernah bisa sembuh dan menjalani hidup yang normal dan bahagia. Atau mereka akan berpindah rumah sakit saja, RSJ atau pindah alam. Ups!

Ternyata jadi orang yang sabar menderita ini tidak hanya dialami pasien di rumah sakit. Banyak orang sukses dan kaya raya dimulai dengan perjalanan hidup yang menguji kesabaran dan himpitan penderitaan. Siapa sangka Bill Gates, pemilik Microsoft Corporation pernah bekerja sebagai office boy. Lain halnya dengan Leonardo Del Vecchio, salah satu orang terkaya dunia asal Italia, pernah merasakan hidup di panti asuhan karena ibunya tak mampu membiayai kehidupan Vecchio. Kalau Anda menyukai dunia saham, Anda pasti mengenal Warren Buffet, seorang miliarder yang dulunya pernah bekerja sebagai pengantar koran. Jeff Bezos, pendiri Amazon, juga pernah bekerja sebagai operator pemanggang burger di McDonald.

Dari miliarder tanah air kita hadirkan Prajogo Pangestu. Prajogo Pangestu lahir di Sambas, Kalimantan Barat tahun 1944 dari keluarga miskin. Kondisi keluarga yang serba keterbatasan keuangan membuat Prajogo Pangestu berhenti sekolah di tingkat SMP. Ia juga pernah merasakan kesulitan mendapatkan pekerjaan sampai ia kemudian memutuskan bekerja sebagai sopir angkot hingga tahun 1960. Salah satu orang terkaya di Indonesia ini kini menakhodai Barito Pasifik Group yang bergerak di bidang petrokimia, agribisnis, dan energi.

Pendek cerita, siapapun berhak sukses dan kaya raya plus bahagia dunia dan akhirat asal sabar dan kerja keras, termasuk anak muda yang saya jumpai Sabtu lalu di sebuah pencucian mobil.

Semoga kesabaran dan kesuksesan berbarengan hadirnya di bulan Ramadhan kali ini. Selamat menunaikan Ibadah Puasa bagi sahabat Kompasiana yang menjalankannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun