Mohon tunggu...
Herman Anas
Herman Anas Mohon Tunggu... Guru - Guru

خير الناس انفعهم للناس

Selanjutnya

Tutup

Politik

HIV AIDS, PEMERINTAH PRIHATIN TAPI IKUT NYEBARIN

3 Desember 2011   23:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:52 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

الفقير الى الله حرمان انس*

Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun-tahun menujukkan peningkatan. Dalam laporan Kementerian Kesehatan RI tahun 2005  dilaporkan ada (2.963 kasus), tahun 2008 (4.969 kasus), tahun 2009 (3.863 kasus), tahun 2010 (4.158 kasus). Sedangkan sampai Juni 2011 secara komulatif jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan mencapai 26.483 kasus. Dari 33 propinsi hanya 300 kabupaten yang melaporkan. Salah satu penyebab tingginya kaum hawa terkena HIV/AIDS adalah karena tertular dari pasangannya. Sebab, 40 persen pria positif HIV/AIDS berhubungan dengan pasangannya. (okezone.com, 30/11/2011)

Tanggal 1 Desember adalah tanggal untuk peringatan hari AIDS sedunia. Indonesia mengambil tema “LINDUNGI PEKERJA DAN DUNIA USAHA DARI HIV DAN AIDS” dan Wapres Boediono mengkampanyekan slogan “AKU BANGGA AKU TAHU“. Banyak pihak yang memperingati hari AIDS ini dengan tujuan supaya masyarakat mempunyai pengetahuan tentang penyakit AIDS bagaimana cara mencegahnya dan bagaimana seharusnya masyarakat bersikap. Misal, Sekitar 3.000 pelajar SMP dan SMA menari ‘Dance For Life’ pada acara puncak peringatan Hari AIDS Sedunia di Monumen Nasional (Monas) yang dihadiri oleh Dinkes dan Wapres Boediono, Jakarta, Minggu (okezone.com, 27/11/2011).

Kemudian pada pekan kondom nasional yang mengadakan kampanye anti AIDS. kampanye anti-AIDS ini merupakan kegiatan yang didukung Komisi Penanggulangan AIDS Nasional bekerja sama DKT Indonesia dan perusahaan brand kondom Sutra dan Fiesta, yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dunia pekerja terhadap perkembangan HIV/AIDS di tanah air yang terus mengalami peningkatan. Kegiatan lain dilakukan para wanita setengah pria yang tergabung dalam Gerakan Waria Indonesia (GWI) ini memulai aksi di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS) dengan memberikan bunga dan GWI sendiri sudah membuat kesepakatan dengan sejumlah PSK di beberapa lokalisasi di Surabaya. Intinya, kesepakatan itu menyebut bahwa para PSK hanya mau melayani pelanggan yang menggunakan kondom.

Kampanye seperti ini dilaksanakan tiap tahun diseluruh Indonesia bahkan di dunia tapi pada kenyataannya Indonesia mendapati peringkat nomor 1 penularan HIV/AIDS di Asia Tenggara. Terbukti dengan peningkatan tiap tahunnya yakni ada 2.963 kasus, tahun 2008 (4.969 kasus), tahun 2009 (3.863 kasus), tahun 2010 (4.158 kasus). Sedangkan sampai Juni 2011 secara komulatif jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan mencapai 26.483 kasus. Dari 33 propinsi hanya 300 kabupaten yang melaporkan. Data menunjukkan bahwa 21 % penderita HIV/AIDS di Banyumas adalah pegawai, 571 warga Tanggerang mengidap HIV/AIDS. Sekali lagi data tersebut adalah yang diketahui karena mereka mau periksa sedangkan yang lain mungkin seperti fenomena gunung es dilautan.

Sudah menjadi opini umum bahwa Penyakit AIDS tidak ada obatnya yang ada adalah pencegahan-pencegahan. Sedangkan solusi yang diberikan pemerintah ataupun LSM kepada masyarakat adalah dengan menggunakan kondom, tidak bergonta-ganti pasangan ataupun dengan cara memberikan pemahaman informasi dengan cara menyebar leaflet-leaflet.Padahal dalam konferensi AIDS Asia Pacific di Chiang Mai, Thailand (1995) dilaporkan bahwa penggunaan kondom aman tidaklah benar. Pori-pori kondom berdiameter 1/60 mikron dalam keadaan tidak merenggang, sedangkan bila dalam keadaan meregang pori-pori tersebut bisa mencapai 10x lebih besar. Sementara kecilnya virus HIV berdiameter 1/250 mikron. Jadi bagaikan semut masuk ke lubang buaya, kemudian pernyataan pakar AIDS, R. Smith (1995), setelah bertahun-tahun mengikuti ancaman AIDS dan penggunaan kondom, mengecam mereka yang telah menyebarkan “safe sex” dengan memakai kondom sebagai “sama saja dengan mengundang kematian”. Selanjutnya beliau mengetengahkan pendapat agar resiko penularan/penyebaran HIV/AIDS diberantas dengan tidak melakukan hubungan seks diluar nikah.

Islam Memberikan Problem solving  (Kaifiyatu Mualajah)

Solusi terhadap penyakit AIDS tidak cukup atau tidak bisa dilakukan dengan hanya penyebaran leaflet, peringatan apalagi dengan diadakan dance for life yang disana berkumpul antara wanita dan laki-laki, paling parah adalah pada pekan kondom yang menggelar konser dangdut ‘Goyang Sutra’ yang menghadirkan Julia Perez di lapangan Tegal Lega, Bandung. Dari sini jelas akan mengundang nafsu seseorang muncul yang mengakibatkan terjadinya seks bebas.

Hal ini  membuka lebar terjadinya seks bebas diluar nikah. Yang mana memang Berdasarkan laporan Juni 2011, penyebab penularan HIV tinggi adalah dari transmisi seks 76,3 persen, diikuti penularan melalui alat suntik, 16,3 persen. Kondom sebuah solusi bagi orang yang mencari celah untuk melakukan barang haram. Dalam kitab Ushul Fiqih, Abu Zahrah menyatakan “setiap barang yang dilarang pada umumnya adalah memudharatkan”. Akan tetapi kemudharatan tersebut ketika bisa dihilangkan seperti cacing pita pada babi tidak menyebabkan hilangnya keharaman. Karena ilmu manusia sangatlah terbatas dan hanyalah Allah yang maha tahu. Begitu juga dengan perzinahan apalagi menurut pakar memakai kondom sama saja mengundang kematian.

Islam sudah mengatur dan menyelesaikan problem yang menyebabkan HIV/AIDS, sejak 14 abad silam, sekarang masih dan akan terus relevan syari’atnya hingga akhir zaman. Bahkan sangat hati-hatinya  orang yang mendekati saja diharamkan sebagaimana Allah Swt berfirman:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun