Mohon tunggu...
Politik14 14
Politik14 14 Mohon Tunggu... -

Serunya politik sejak Pemilu 2014...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

JK: Biarlah Jokowi Urus DKI Dulu (Transkrip Wawancara Jusuf Kalla dengan Bisnis Indonesia)

26 Mei 2014   09:50 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:06 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jusuf Kalla, Cawapres dari Koalisi PDIP, pernah meminta agar Jokowi membuktikan dirinya sukses mengurus Jakarta, sebelum masuk ke bursa capres di tingkat nasional. Pernyataan kerasnya itu terekam dalam sebuah wawancara lama dengan Bisnis Indonesia, yang videonya baru beredar Minggu (25/5) kemarin.

Saat dikonfirmasi KOMPAScom beberapa jam setelah video itu beredar, Jusuf Kalla mengakui pernah melakukan wawancara sekitar dua bulan setelah Jokowi terpilih sebagai Gubernur Jakarta. Tapi rekaman video aslinya tidak ditemukan di website Bisnis Indonesia maupun di channel YouTube-nya.

Beredarnya video tersebut diberitakan pertama kali oleh Inilah.com yang menyertakan tautan video YouTube berjudul "JK", yang ditayangkan oleh Thoriq Rachmat. Dari hasil penelusuran Twitter maupun Linkedin, Thoriq adalah salah seorang karyawan perusahaan yang menaungi Inilah.com. Tapi kualitas video yang ditayangkan Thoriq tidak sebagus video yang ditayangkan akun bernama batakasli. Bahkan video milik batakasli lebih lengkap dengan durasi 3 menit 53 detik.

Kepada KOMPAScom, Jusuf Kalla mengatakan bahwa sekarang Jokowi sudah menunjukkan kualitasnya sebagai pemimpin, sehingga tidak ada salahnya maju sebagai calon presiden. “Itu pernyataan satu setengah tahun lalu, saat baru dua bulan dilantik gubernur, sekarang kan sudah dua tahun, dan sudah terlihat kemampuannya,” kilah Kalla.

Namun dalam wawancara dengan Bisnis Indonesia, terlihat jelas sikap keras JK yang tidak menghendaki Jokowi maju sebagai Capres 2014. JK bahkan mewanti-wanti, negeri ini akan hancur bila dipimpin oleh sosok yang hanya memiliki modal popularitas.

“Siapa bilang Jokowi tidak punya pengalaman. Dia kan Gubernur DKI, pengalamannya Walikota Solo. Tapi jangan tiba-tiba karena dia terkenal di Jakarta tiba-tiba dicalonkan presiden. Bisa hancur negeri ini, bisa masalah negeri ini.” Tegasnya.

Dalam konsep JK, seorang pemimpin harus berpengalaman di semua tingkat. Dia pun mencontohkan pemimpin negara-negara maju yang kepemimpinannya teruji dalam waktu panjang.

Bercermin pada kesuksesan Jokowi memimpin Kota Solo, JK berharap Jokowi maju sebagai capres setelah sukses memimpin Jakarta selama satu periode lebih.

Posisi Jusuf Kalla saat ini berbeda dengan saat wawancara itu dilakukan, sehingga pendapatnya dulu dan sekarang jelas akan bertolak belakang. Namun sikap keras JK atas Jokowi setahun sebelumnya itu perlu dimasukkan ke dalam catatan perjalanan Jokowi menuju RI-1.

Berikut transkrip wawancara yang saya sarikan dari video yang dirilis batakasli di Youtube:

[Apa pendapat Anda soal capres dari kaum muda?]

Presiden Republik Indonesia cuma satu. Bangsa ini 240 juta. Jangan presiden itu dipilih dengan pikiran mau uji coba, dengan pikiran karena umur. Harus karena kemampuan. Ada kemampuan. Dengan kemampuan itu, hampir semua kemampuan itu diperoleh dengan pengetahuan dan pengalaman.

Kalau hanya karena umur, itu sangat berbahaya itu. Kalau menteri ya, 100 persen kita dukung. Karena kalau menteri itu hari ini tidak cocok, besok kita ganti. Tapi kalau presidennya tidak cocok, ndak ada pengalaman, berbahaya. You lima tahun negeri itu menderita.

Dan lihatlah semua negara, negara apapun. Selalu presiden atau perdana menterinya melalui tahap-tahap. Lihat Singapur. Dia menteri, Wakil Perdana Menteri, baru Perdana Menteri—Lim Siu Liong itu, walaupun bapaknya perdana menteri. Lihat Malaysia. Selalu menteri—Menteri Pendidikan, Menteri Keuangan—baru Wakil Perdana Menteri, baru Perdana Menteri. Lihat India. Perdana Menterinya bertahun-tahun jadi menteri, baru Perdana Menteri. Lihat Amerika, Amerika itu kalau bukan Gubernur, dia Senator. Jadi bukan karena dia umur.

[Bagaimana peluang mereka pada 2014?]

Kalau dia muda, ok. Tapi syaratnya punya pengalaman. Jangan karena dia muda akhirnya jadi uji coba negeri ini. Berapa risikonya 240 juta orang jadinya kalau gagal, gitu kan. Jadi harus orang yang punya track record. Sangat baik kalau dia muda, tapi yang lebih penting dari pada umur ialah track record dan pengalaman.

Siapa bilang Jokowi tidak punya pengalaman. Dia kan Gubernur DKI, pengalamannya Walikota Solo. Tapi jangan tiba-tiba karena dia terkenal di Jakarta tiba-tiba dicalonkan presiden. Bisa hancur negeri ini, bisa masalah negeri ini.

Ya kalau sukses di DKI ya silakan. Saya sendiri yang mengusulkan dia. Supaya satu tingkat di atasnya. Karena saya anggap baik di Solo, maka bisa naik di atasnya, yaitu DKI. Biarlah dia DKI dulu. Itu kan hanya masalah popularitas. Belum membuktikan bahwa dia mampu mengurus Jakarta. Kalau dia mampu mengurus Jakarta dengan sangat baik, otomatis punya kemampuan untuk mengurus negeri ini.

Saya kira kita tidak bicara seperti itu. Janganlah dicampur-adukkan Jokowi itu. Biarlah dulu dia fokus sebagai Gubernur DKI! Jangan tiba-tiba dicampur aduk, nanti negeri ini tidak punya nilai. Nanti ini kacau negeri ini!

[Persiapan Anda menjadi capres, dan partai mana yang sudah melamar Anda?]

Saya kira bukan lamar-melamar (suara tertawa). Kita lihat pada waktunya nanti.

[Bisnis.com]

Video lengkapnya:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun