Mohon tunggu...
Hasbullah Masudin Yamin DH
Hasbullah Masudin Yamin DH Mohon Tunggu... Lainnya - Calon Presiden RI

Muslim Negarawan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Islam dan Radikal(isme)

26 Desember 2022   15:49 Diperbarui: 26 Desember 2022   15:52 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam dan Radikal (isme)

 

Setiap kali kata "radikal" diperdengarkan maka yang akan muncul dalam pikiran setiap manusia adalah sebuah diksi dengan terminologi "jahat". Kata 'radikal, berasal dari bahasa Yunani, yakni : Radix = akar. Dalam percakapan filsafat, kata radikal dimaknai sebagai upaya  mengkonstruksi pemikiran seacara mendasar pada akar persoalan utuk mencari kebenaran.

Pada perkembangannya, kata radikal diimbuhkan 'isme" untuk menjelaskan bahwa radikalisme adalah sebuah faham atau ideologi. Faham radikalisme inilah yang kemudian mencuat diawal eksistensinya pada abad ke 18-19 di wilayah Britanaia Raya ( baca : Inggris) sebegai bentuk protes atau perlawaan terhadap pemerintahan kala itu. Radikal/isme dalam pengertian pergerakan dalam prakteknya dapat kita maknai sebagai suatu gerakan yang menginginkan perubahan secara cepat, (bila perlu) dengan kekerasan (violence).

Karena "radikal" telah membentuk mindset manusia sebagai faham dengan sebuah pergerakan perubahan melalui tindakan kekerasan, pada akhirnya radikal diartikan juga sebagai tindakan teror dengan tambahan imbuhan akhir "isme" (terorisme).

Melalui tulisan ini, saya ingin mendefinisikan teror/isme dan radikal/isme kemudian berupaya untuk menempati dimana letak Islam antar kedua kata tersebut serta memberikan analisa baru untuk mencoba menjawab "tudahan" terhadap dunia islam.

Pertama, Islam Radikal (isme). Saya masih bertahan pada pemaknaaan kata " radikal" sebagai suatu proses berfikir sampai pada akar-akarnya untuk mencari kebenaran. Penambahan "isme" menujukkan bahwa seseorang atau kelompok yang memiliki pemahaman radikal terhadap agama (islam) secara radikal yakni pemahaman yang mendasar pada Al Qur'an dan Sunnah Rasul. Pada kelompok pemikir islam "radikal" demikian tak ubahnya adalah kelompok islam substansial.

Kedua, Islam Teror (is/me). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Teror diartikan sebagai usaha menciptakan ketakutan. Perilkau teror berbeda dengan ancaman ketakutan lain seperti karena teror sering dilakukan secara "suddenly", tiba-tiba serta sasarannya bersifat umum. Pertanyaannya adalah apakah terorisme islam itu ada? Secara pengertian dasar, saya dapat menjawabnya, Ada! keberadaan terorisme tidak hanya pada Islam tetapi juga mungkin pada kelompok lain di luar islam. Setiap orang, siapa dan apapun latar belakangnya yang melakukan tindakan teror maka dia adalah peneror. Permasalahan dewasa ini terletap pada label terorisme yang disematkan pada islam. Secara umum banyak pihak yang mengartikan dengan meysandingkan keterikatan antara radikalisme dan terorisme sehingga terorisme merupakan  faham yang meyakini bahwa perubahan hanya dapat dilakukan dengan cara melakukan kekerasan (Violence), untuk menakuti individu atau kelompok lain yaang tidak "seiman" dalam pemikiran.

Dengan demikian, antara radikalisme dan terorisme adalah satu kesatuan dari pada pemikiran dan tindakan. Walaupun hakikat pemikiran radikal itu baik, namun karena pergulatan pemikiran diikuti dengan tindakan teror maka menjadi tidak baik. Pertanyaanya selanjutnya bukan tentang apakah terorisme islma itu ada, tetapi Mengapa terorisme itu ada. Inilah kemudian saya akan melakukan analisa dalam tulisan ini agar dapat menjadi referensi bagi pemabaca dalah memahami terorisme.

Saya menggunakan terminologi terorisme islam bukan islam terorisme untuk menghindari terciptanya pemahaman agama (islam) sebagai sumber/ajaran teror. Terorisme islam adalah tindakan individu atau kelompok yang mengatas namakan islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun