Elektabilitas Aburizal Bakrie Sulit 'Move On'
[caption id="attachment_304501" align="aligncenter" width="387" caption="Elektabilitas Aburizal Bakrie Di Sosial Media. (sumber : Politicawave.vom)"][/caption]
Selasa, 7 Januari 2013 - Elektabilitas Capres Golkar Aburizal Bakrie (ARB) tak mampu bangkit setelah terpuruk pasca tertangkapnya Gubernur Banten,Ratu Atut Choisyah. kasus dugaan korupsi yang menyeret Atut yang juga merupakan pengurus DPP Golkar ternyata cukup berpengaruh terhadap elektabilitas ARB.
ARB dianggap tidak memiliki sikap tegas dalam pembantasan korupsi, terutama di internal partai, sehingga banyak kader Golkar yang berurusan dengan KPK dan jadi tersangka Korupsi.
Di sosial media, ARB kurang mendapat respon, Sosok JK menjadi bayang-bayang ARB, harapan terhadap JK membuat ARB menjadi musuh publik dalam penunjukkan kader yang siap tempur di pilpres mendatang.
ARB pun tidak pernah benar-benar lepas dari bencana lapindo, isu ini terus beranak pinak dan terdistribusi antar akun di linimasa.
Fakta lain adalah hanya ARB lah satu-satunya capres yang elektabilitas paling lama terhempas di sosial media. bukan sesuatu yang mudah bagi Golkar jika terus memaksakan ARB sebagai Capres, melihat elektabilitas antara Golkar dan ARB sangat jauh bertolak belakang
Jika berangkat dari sosial media, Golkar tetap menjadi partai kokoh dengan pemilih tradisional yang banyak, namun tidak untuk ARB. suara untuk partai belum tentu menjadi suara untuk Capres yang diusung.
Prestasi dan catatan masa lalu ARB dalam kaitan dengan Lapindo akan terus mempengaruhi elektabilitasnya. Publik sosial media sulit mempercayai ARB, serangan udara (Iklan) yang banyak bahkan tidak membawa ARB pada elektabilitas yang lebih baik, cendrung menghasilkan reaksi yang negatif, selalu ada kata Lapindo, sebagai pengingat saat ARB muncul.
- Sentiment Index : -34.93 %
- EMSS : -36,03%
- Net Reputation : -63,32%
- Net Sentiment : -39081
*Data menggunakan politicawave.com dan dianalisa oleh politacalway institute
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H