Samarinda -- Menjelang pelaksanaan Pilkada Kalimantan Timur pada 27 November 2024, dukungan untuk pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Isran Noor dan Hadi Mulyadi, terus meningkat. Salah satu kelompok yang menunjukkan komitmen kuat adalah masyarakat Dayak, yang menginginkan keberlanjutan kepemimpinan pasangan ini di periode kedua.
Gelombang dukungan signifikan datang dari berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh berpengaruh Dayak, Syaharie Jaang. Mantan Wali Kota Samarinda ini secara terbuka menyatakan dukungannya kepada pasangan nomor urut 1 melalui sebuah acara budaya khas Dayak Bahau, Hudoq Pakoq. Acara tersebut digelar di Lamin Pak Jaang, Jalan Batu Cermin, Sempaja Utara, Samarinda, dan dihadiri ratusan warga Dayak yang memadati lokasi untuk memberikan dukungan moral.
Acara Hudoq Pakoq menjadi momen penting untuk mengukuhkan solidaritas masyarakat Dayak terhadap Isran-Hadi. Dalam kesempatan itu, Syaharie Jaang, Ketua Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT), sekaligus dosen Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam, menjelaskan makna sakral dari tarian Hudoq.
Tarian ini melambangkan rasa syukur atas hasil panen, komunikasi dengan leluhur, serta sarana hiburan dan penghormatan.
Penampilan para penari dengan kostum khas---terdiri dari topeng unik dan pakaian dari kulit kayu dihiasi rumbai daun pisang---menggambarkan pertemuan spiritual antara roh leluhur dan manusia.
Jaang menyatakan harapannya agar ritual ini tidak hanya mempererat budaya, tetapi juga memperkuat dukungan masyarakat terhadap Isran-Hadi, yang dinilai telah memberikan kontribusi nyata bagi Kalimantan Timur.
Dalam sambutannya, Isran Noor menyampaikan rasa syukur atas dukungan yang diberikan masyarakat Dayak. Ia berkomitmen untuk terus memperjuangkan aspirasi mereka, khususnya dalam pembangunan yang menghormati nilai-nilai budaya lokal.
"Dukungan ini merupakan kehormatan besar bagi kami. Kami akan terus bekerja keras demi kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur," ujarnya.
Tidak hanya dari masyarakat Dayak, dukungan terhadap Isran-Hadi juga datang dari komunitas lain. Di Samarinda, masyarakat Maluku menggelar acara Malam Badendang sebagai wujud solidaritas.
Di Balikpapan, Hadi Mulyadi menghadiri pertemuan dengan tokoh masyarakat dan perwakilan komunitas adat di Markas Pusat Komando Pengawal Pusat Adat Dayak (KOPPAD) Borneo.
Pertemuan tersebut dihadiri berbagai organisasi adat dan komunitas etnis, seperti PDKT, Forum NTT (yang diwakili oleh komunitas Manggarai, Adonara, dan Ende), Wadah Kerukunan Antar Toraja (WIKAT), Forum Nias, hingga perwakilan gereja.