Menurut analisis saya , kalau tidak ada halangan ataupun keajaiban dari Capres #02, bisa dikatakan Capres #01 Jokowi masih tetap akan memenangkan kompetisi dalam Pemilu 2019 ini. Saya justru lebih melihat kepada perjuangan dan peluang PSI untuk bisa lolos ambang batas parlemen dalam pemilu 2019 ini.
Dalam Pemilu anggota DPR 2014, dari 12 partai politik yang berhasil meraih suara dan menempatkan wakilnya di parlemen, sebanyak 59,11% adalah suara pemilih dari 7 Partai Politik (Gerindra, Golkar, PD, PAN, PKS, PPP dan PBB) yang mendukung Capres #02 (Prabowo Subianto). Sedangkan sisanya dari 5 Partai Politik (PDIP, PKB, Nasdem, Hanura dan PKPI) yang mendukung Capres #01 (Jokowi) hanya meraih 40,89% suara pemilih. Namun seperti kita ketahui meskipun Partai Politik pengusung Capres #02 Â menguasai mayoritas suara di parlemen, tapi dalam pilpres 2014 pemenangnya adalah Jokowi dengan mayoritas 53,13% suara yang memilih Jokowi sebagai Presiden untuk periode 2014-2019.
Bandingkan dengan Pemilu 2019 yang akan kita jalani tanggal 17 April 2019, dimana terdapat 8 partai eks peserta pemilu 2014 yang berhasil menempatkan wakilnya di Parlemen ditambah dengan 2 partai pendatang baru (PSI dan Perindo). Sedangkan pada parpol pendukung Capres #02 terdapat 4 partai dari pemilu sebelumnya di tambah 2 partai pendatang baru (Berkarya dan Garuda).
Dengan hitungan sederhana dan asumsi yang mengacu pada data Pemilu 2014, dimana dengan 59,11% suara yang memilih parpol pendukung Capres #02 (Prabowo Subianto), namun tetap tidak bisa mengalahkan Capres #01 (Jokowi) yang hanya di dukung oleh 40,89% suara pemilih dari parpol pendukung Capres #01. Ini menunjukkan terdapat cukup banyak suara yang memilih parpol pendukung Capres #02 tapi mengalihkan suaranya untuk memilih Capres #01 Jokowi. Jadi, menurut saya hanya keajaiban bagi Capres #02 (Prabowo Subianto) untuk memenangkan pilpres 2019 ini mengingat popularitas Capres #01 (Jokowi) yang semakin meningkat seiring semakin mendekatnya waktu pencoblosan pada tanggal 17 April 2019.
Dengan berpindahnya dukungan dari partai-partai sebelumnya yang tidak mengusung Capres #01 di pemilu 2014 yang mana justru di Pemilu 2019 ini beralih menjadi pengusung Capres #01, maka terdapat 63,63% suara pemilih yang akan menjadi pendukung Capres #01, sedangkan sisanya hanya sebesar 36,37% yang mendukung Capres #02. Ini artinya hampir mustahil bagi Capres #02 untuk bisa memenangkan Pemilu 2019 ini. Kesimpulan saya Capres #01Jokowi lah yang masih tetap akan menjadi pemenang Pilpres 2019 dengan kemenangan mutlak.
Saya pribadi melihat, pertarungan dalam pemilu 2019 ini justru lebih kepada perjuangan partai baru untuk mencuri suara dari partai-partai politik di pemilu sebelumnya, terutama Partai Solidaritas Indonesia (#PSI) yang memberikan harapan akan perubahan terutama dalam perjuangan mereka melawan intoleransi.
Perkiraan saya yang akan merajai kursi di DPR dengan persentase suara pemilih terbesar masih jatuh kepada PDIP. Seandainya saja, dengan asumsi 4% suara PDIP berpindah ke PSI, hal ini juga tidak akan menggeser urutan posisi PDIP sebagai pemenang Pemilu 2019. Tentunya melihat potensi-potensi yang ada pada anak-anak muda yang ada di PSI bisa memberikan pilihan bagi kita untuk ikut memberikan kesempatan dan harapan kepada kader-kader muda PSI untuk bersama-sama Jokowi memajukan pembangunan di Indonesia.
Saya ucapkan selamat berjuang bagi PSI. Semoga PSI bisa lolos ambang batas parlemen dalam pemilu 2019 ini. Salam Indonesia Maju.
*Polikarpus Paulus*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H