Menurut thefreedictionary.com, hoax didefinisikan sebagai "an act intended to deceive or trick", dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai "sebuah tindakan yang dimaksudkan untuk menipu atau trik". Tentu saja dalam pengertian yang negatif dengan tujuan untuk menciptakan kebohongan yang berulang-ulang seolah-olah menjadi sebuah kebenaran.
Menurut Kejadian, awal kejatuhan manusia ke dalam dosa disebabkan karena "hoax" yang disebarkan oleh iblis dalam wujud sebagai ular. Propaganda hoax yang dilakukan oleh iblis kepada perempuan (hawa) menyebabkan hawa yang awalnya dilarang untuk makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat tersebut akhirnya terpengaruh. Bahkan hawa juga menawarkan dan memberikan buah tersebut kepada suaminya (adam). Kita tentu sudah tahu ceritanya, akibat termakan hoax dari iblis, keduanya diusir dari taman firdaus.
Dalam era digital ini, penyebaran hoax sebetulnya tidak terlalu sulit untuk ditelusuri, karena semua jejak digital akan tercatat dengan jelas. Sumber-sumber berita hoax tersebut biasanya diteruskan dan disebarkan oleh website-website yang kredibilitasnya dipertanyakan atau dengan kata lain website abal-abal yang memang sengaja dibuat untuk keperluan penyebaran berita hoax, termasuk penyebaran melalui berbagai media sosial seperti facebook, twitter, instagram, youtube, dan lain-lain.
Bermacam-macam alasan penyebaran berita hoax tersebut, mulai dari mem-forward atau meneruskan berita hoax tersebut tanpa menyaring terlebih dahulu sampai dengan yang bahkan mengetahui berita yang disebarkan tersebut adalah hoax namun tanpa dapat lagi menggunakan akal sehatnya tetapi tetap menyebarkan berita hoax tersebut karena kegelapan telah menutupi hati dan pikiran mereka akibat kebencian yang tidak masuk akal, meskipun mereka sebenarnya sadar bahwa berita yang disebarkan tersebut termasuk dalam kategori hoax (berita bohong).
Yang lebih menyedihkan, banyak diantara pembaca berita hoax tersebut yang notabene berpendidikan tinggi mulai dari lulusan sarjana sampai tingkat doktoral bahkan ikut menyebarkan berita hoax tersebut, untuk tujuan kepentingan politik.
Melalui sebuah analogi, hoax itu ibarat kentut. Meskipun dia tidak bersuara, tetapi baunya akan menyebar kemana-mana. Dan ketika asal suaranya diketahui dan semakin nyaring, maka kehebohan yang timbul akibat suara kentut akan semakin besar.
Dan kita bisa melihat dan membaca berita di berbagai media dengan banyaknya penyebar hoax yang tertangkap.Â
Menjelang pemilu tanggal 17 April 2019, kemunculan hoax semakin menjadi-jadi. Tujuannya hanya satu, untuk menyudutkan Jokowi, supaya Jokowi tidak terpilih kembali menjadi Presiden untuk periode 2019-2024. Padahal Jokowi telah bekerja keras untuk kemajuan bangsa Indonesia. Ini bisa terlihat dari pembangunan infrastruktur di berbagai provinsi diseluruh Indonesia secara masif, program-program pembangunannya yang pro rakyat dan juga kepemimpinan Jokowi yang mendukung pemberantasan korupsi. Meskipun beliau sebagai orang nomor satu di Indonesia namun keluarga Jokowi jauh dari kolusi, korupsi dan nepotisme untuk memanfaatkan kekuasaannya sebagai orang nomor satu di Indonesia.
#01IndonesiaMaju
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H