Sungguh ironis melihat pemberitaan media  nasional seperti kompas,metrotv dan yang sealiran. Mereka melupakan kode etik jurnalistik dalam pemberitaan suatu berita.
Prinsip jurnalisme adalah menyampaikan berita yang bersifat mendidik dan tidak provokatif. Berikut adalah salah satu point dari kode etik jurnalistik;
1. Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Tapi apa yang terjadi dilapangan, apakah mereka yang menjunjung agama 'kebebasan pers' sudah melaksanakan kode etik jurnalistik dengan benar?
ternyata kebebasan pers hanya untuk  senjata mereka melindungi diri.
Aksi kemarin sebetulnya sangat damai dan tentram, banyak berita positif yang bisa dijadikan headline, sehingga citra indonesia dimata internasional juga akan menjadi baik.
dari berita pada gambar diatas hanya republika yang memuat dengan positif.Â
Memang, hak redaksi menentukan headline suatu berita, tapi kenapa headlinenya begitu sentimen terhadap islam?
Jika kembali kebelakang, bagaimana kompas group (baik media digital,koran dan TV) begitu agresifnya menyerang yang berbau islam? lihat saja pemberitaan saat aksi bela islam I yang dilakukan FPI, tentang perusakan taman. padahal yang rusak bukan pelaku aksi demo. Inikah namanya kebebasan pers dan kode etik jurnalistik?
Lihat lagi pemberitaan ibu yang jual di bulan puasa. Kenapa berita begitu diheboh-hebohkan?
Kalau bicara jujur, siapa aksi dibelakang provokator kemarin.. berikut saya lampirkan photonya yang ditangkap.