Dulu di awal-awal era reformasi tahun 1998, ribuan masyarakat bersama mahasiswa turun kejalan melakukan aksi unjuk rasa menuntut presiden suharto mundur.
Suharto dituduh melakukan KKN.
Tanggal 4 Nov 2016, puluhan ribu mungkin akan mencapai ratusan ribu masyarakat juga berbondong-bondong turun kejakarta untuk melakukan unjuk rasa.
Jika dulu yang dituntut presiden suharto, kali ini yang dituntut adalah Ahok sang gubernur non aktif jakarta.
Apa salah ahok sehingga perlu ratusan ribu untuk melakukan demo, apakah karena dia KAFIR?
Jika ada yang demo karena status ahok yang kafir saya akan tertawa terpingkal-pingkal, masalah ahok kafir atau bukan... ya itu hak dia.
Kalau Allah mau, cukup mengatakan kun fayakun maka semua jadi islam.Â
Tapi karena ingin hukum ditegakkan, ya itu sayapun setuju. Kalau untuk ini, jangan hanya untuk Ahok saja. Siapapun dimata hukum adalah sama.
Ya, Ahok didakwa melakukan penistaan agama, jika bicara jujur.. jangankan agama hobypun di hina pasti orang akan marah.
Namun Ahok telah minta Maaf, tapi maaf saja tentu tidak cukup kan? negara ini negara hukum, ya hukum harus di tegakkan, supaya menjadi pelajaran bagi yang lain.
 Mungkin kita bisa belajar dari kasus mahasiswa UI yang demo Ahok beberapa waktu lalu, mahasiswa tersebut harus minta maaf kepada ahok disertai surat pernyataan bermaterai.
Lalu apakah selesai dengan minta maaf? tentu tidak. Bahkan Ahok mengharapkan mahasiswa tersebut di keluarkan dari kampus.
berikut beritanya dan juga ini.
Jadi bukan rakyat tidak memberi maaf, sebetulnya ahok sendiri tidak cukup dengan maaf ketika dirinya sendiri merasa dihina.
Apalagi ini menyangkut kenyamanan umar beragama, yang mana beragam dalam menanggapinya.Â
Tentang Kafir.
Bagi yang selain islam memang disebut kafir, maaf bagi non muslim mungkin tersinggung dengan kata-kata ini. Tapi itu sebutan yang tidak bisa kita protes.
namun yang perlu kita ketahui bersama adalah, bahwa islam membagi 2 golongan kafir.
Kafir Harbi dan Kafir Zimmi.
Kafir Harbi adalah kafir yang suka perang, suka membuat kericuhan dan membahayakan umat islam.
Sedangkan kafir zimmi adalah. orang yang bukan islam  namun hidup toleran dan damai dengan umat islam sekitar.
Nabi Muhammad Bersabda; barangsiapa yang mengganggu dan menyakiti orang kafir seperti ini maka sama juga dengan menyakitiku kata beliau.
Hidup didunia harus saling menghormati dan menghargai, masalah keyakinan itu hak setiap manusia dalam memilih, tidak boleh orang islam memaksa orang kristen
untuk memeluk islam dan tdk boleh umat kristen memaksa umat islam masuk ke agama kristen, begitu juga dengan agama lainnya.
Masalah agama dan keyakinan adalah masalah jalan hidup. Masalah negara dan sosial itu masalah bersama, karena memiliki negara dan presiden yang sama jadi harus sama sama peduli. Sedangkan mengenai Ibadah agama, yang biarlah umat seagama yang saling peduli.
Lalu kenapa Ahok kali ini sangat di Benci, Karena dia China?
diusir saat blusukan kerawa belong adalah salah satunya..
Menjadi china,arab atau jawa bukanlah sebuah kebetulan apalagi sebuah kesalahan, kita lahir kedunia tidak bisa request untuk menjadi warga negara apa atau menjadi etnis apa.
karena itu haknya sang pencipta yang menentukan.
Begitu juga dengan Ahok, walaupun dia warga belitung dan beretnis china, tentu bukan maunya dia lahir seperti itu.
Tapi kalau ahok berbangga dengan chinanya. ya semua orang memiliki hak untuk bangga kepada bangsanya.
Toh, lahir  menjadi betawai ,aceh,madura.sunda atau jawa juga belum tentu akan selalu benar dan terhormat .
Maslaah kehormatan itu tergantung pada bagaimana kita bersikap.
Oleh karena itu jika melakukan Demo karena alasan Ahok Kafir dan China itu adalah salah, bahkan membenci pribadi ahok juga tidak dibenarkan..
Tapi membenci perbuatan salahnya itu boleh. karena bisa saja pribadi yang dulu penjahat menjadi baik. tidak terkecuali Ahok.
Tapi menuntut hukum ditegakkan, mungkin ini masalah kemanan dan kenyamanan dalam bernegara. dan ini akan menjadi pelajaran juga bagi yang lain.
Yang jelas, jangan mengakui diri umat beragama kalau hidup dalam bernegara suka memprovokasi dan saling menyebarkan kebencian.
artikeal sebelumnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H