Mohon tunggu...
Annie Moengiel
Annie Moengiel Mohon Tunggu... Seniman - Perempuan biasa saja

Just an ordinary woman who like an extraordinary thing ...:)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kembali Pada Nomer 3...

7 Agustus 2014   02:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:14 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1407320972665894502

Lama nggak nulis di kompasiana , bukan karena males ...tapi bener bener dikerjain sama system log in nya yang angot angotan . Padahal sumpah ....udah gemez bingiiiiit pengen nulis . Nulis apa kek , soalnya buat aku nulis itu satu pelepasan emosi ...hehe

Kali ini aku pengen curhat , soal dahsyatnya perebutan angka 1 dan 2 yang kukira udah selesai tapi ternyata masih ada kelanjutannya. Dimulai dari episode perhitungan quick count yang beda dan bikin seolah negara ini terbelah dua , untungnya cuma "seolah" yaa...kalau bener terbelah itu sungguh terlaluu namanya . Paska episode quick count , aku ngerasa masih ada ketegangan di dua kubu , yang puncaknya terjadi saat pengumuman dewan juri , dan menentukan pemenang yang tiba tiba diisi dengan interupsi dan pengunduran diri di detik detik terakhir usai pertandingan oleh salah satu kandidat. Sumpah , saat itu aku sampai teriak keceng "OMG ....helloooooow " pakai sisi latuconsina mode on ....sebab dimataku itu satu hal ajaib yang sangat mengejutkan ....bahkan memalukan ....tapi sudahlah , episode ini sudah lewat.

Dan hari ini aku kembali menyaksikan episode lanjutan . Ya tentang sidang perdana gugatan Pemilu di MK , ada yang menarik saat sidang berlangsung dan Bpk . Prabowo Subianto Curhat tentang kecurangan kecurangan versi beliau dan team nya . Hal yang menarik pertama adalah saat beliau bilang " Kami bisa menurunkan puluhan ribu saksi ...." Yaa ampun , mana ada persidangan dengan puluhan ribu saksi , kapan kelarnya itu sidang  kalau saksinya puluhan ribu ? Keburu Hakimnya pensiun kali yaa? Dalam bayanganku yang namanya persidangan ini kan satu langkah hukum yang mengandalkan bukti , saksi memang diperlukan tapi ya sesuai dengan kapasitas permasalahannya kurasa . Dan kalau memang beliau yakin dengan gugatannya , berikan alat bukti yang cukup dapat membeberkan faktanya .

Dan yang berikutnya , aku sedih saat beliau bilang gini"Bahkan di Korea Utara pun tidak terjadi, mereka bikin 97,8 persen. Di kita, ada yang 100 persen, ini luar biasa. Ini hanya terjadi di negara totaliter, fasis dan komunis,"

Kok bisa ya ngomong gitu ? Padahal kasus serupa juga terjadi untuk kandidat lawan  untuk dapil dapil tertentu , tapi rasanya saat itu nggak ada pernyataan seperti itu terlontar dari kubu Pak Jokowi .  Apakah tidak ada kata lain selain fasis komunis yang bisa menggambarkan kekecewaan pak Prabowo? Kenapa aku protes tentang dua kata itu ? Sebab ini mengingatkan aku juga tentang ngerinya black campaign yang menyerang Pak Jokowi di masa masa kampanye. Seingatku para politikus di negeri ini selalu gembar gembor tentang pembelajaran politik bagi masyarakat , tapi melihat betapa ganasnya seragan serangan masa kampanye yang saling menjelek jelekkan, bahkan menuding tanpa dasar kok aku jadi miris yaa...Tadinya kupikir pendidikan politik itu sesuatu yang santun dan beradu program tanpa mengabaikan etika , eh nyatanya kok gini...

Kecewa .....ada rasa itu yang diam diam terbersit di benakku , kalau elite politiknya begini , lantas apa yang mau disebut pembelajaran politik untuk rakyat ? Aku lihat sikap Pak Prabowo yang tidak siap kalah ini sangat kekanak kanakan. Dan mohon maaf ...aku jadi mikir , apa jadinya kalau bangsa sebesar Indonesia ini dipimpin oleh orang yang kekanankan dan sangat reaktif dan emosional ....?

Huft ....nggak kebayang ....apapun itu , aku cuma berharap , semoga Rakyat Indonesia yang mulai dewasa dalam berdemokrasi ini tak lagi saling berteriak 1 atau 2.....Mari bersama sama kita melihat sila ke 3 Dasar negara kita "Persatuan Indonesia " .....Dan mari kita Jaga  Garuda kita tetap tegap menggenggam pita Bhinneka Tunggal Ika sebagai perekat persatuan bangsa....dalam kibar sang saka dwi warna ....

Salam Persatuan dari Pojok Moengiel


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun