Memasuki hotel yang sama , dan kamar yang sama yang memang sudah ku booking jauh hari sebelumnya. Memang kedatangan ku kali ini hanya untuk memanjakan sisi sentimentilku , sebuah protes keras terhadap diri sendiri dan keadaan. Aku ingin mengulang rasa kita , rasa nyaman ,rasa terlindungi dan rasa dicintai . Meski kenyataan nya aku tak memberi tahu kedatangan ku kepadamu. Tapi sisi kemunafikanku masih berharap , aku ingin kau tahu aku disini untukmu ...."Ah ...gila !!! " aku mengumpat diri sendiri . Kuhempaskan diri di sofa yang menghadap keluar jendela . Pemandangan yang beku diluar sana , sama bekunya dengan kisi kisi hatiku . Hamparan hutan cemara masih berselaput salju tipis , mengingatkanku pada kebekuan yang membuatku mati rasa. Kuraih remote Tv , dan tanpa sengaja kulihat wajahmu disana , lelaki ku , si orang besar yang bersusah payah memompa semangatku saat hampir padam. Si orang besar yang menularkan semangat besarnya kepadaku ada disana, sedang dalam wawancara . Mataku lekat memandang layar kaca, "Dia masih tetap sama ....begitu yakin dan optimis" bisik hatiku. Butir airmata kembali meleleh , hangat dan basah, mengaburkan pandanganku . " Apakah kamu juga merasakan apa yang aku rasakan ? Atau mungkin aku sudah benar benar hilang dari ingatanmu , seperti salju yang meleleh di terpa sinar mentari..? Keluhku pahit. Setahun lalu , saat kita masih sama sama merenda mimpi, merajut angan dan tak ingin terpisahkan. Setahun lalu ditempat yang sama, kehadiranmu menyemangatiku untuk bangkit dan berjuang . Aku sudah berjuang sekarang, mengikuti tuntunan langkahmu , dan sebagian mimpiku telah mampu kugapai ...hanya satu yang tak mungkin kugapai , mimpi kita tentang kebersamaan. Telephone room service di kamarku berdering, nyaris membuatku melompat . Sadar akan keadaan. Kuangkat telp dan berbicara singkat dengan suara reception di seberang . Ya , waktunya makan malam . Dan seperti biasa kawan kawan disini selalu menyempatkan waktunya untukku , menjamu ku , mengantarku kemananpun aku mau . Teman teman dan sahabat yang sangat baik. Teman temanku yang tentu saja adalah teman teman kamu juga, kamu yang mengenalkan aku pada mereka . Dalam hati kecilku berharap , semoga ada diantara mereka yang mengabarkan kehadiranku dikota ini padamu . Tapi cepat cepat kutepis harapan itu. Dan aku berjalan menyusuri lorong , menuju elevator untuk memenuhi undangan kawan kawan. Â
Semua masih tetap sama , suasananya dan kawank kawan yang hadirpun tetap sama . Bahkan mereka memilih meja yang sama, seakan dapat mebaca pikiranku ..."Hhhhhhh...kuhela nafas panjang " Kusembunyikan segala rasa dan aku melangkah mendekati mereka . Bertegur sapa , bercanda ringan dan saling bertanya kabar seperti biasa,
" Hei ...kayanya ada yang kurang ini " Tiba tiba suara Bryan membuat kami saling berpandangan
" Apa yang kurang ? Sahut David MenimpaliÂ
" Spencer ....kenapa dia nggak datang ? Apa kamu nggak hubungi dia ? Tanyanya langsung ke arahku . Membuat aku sedikit terkejut.
"Mmm, nggak ...aku takut ganggu kesibukannya " Jawabku susah payah menahan rasa sakit yang tiba tiba muncul dihatikuÂ
" Aaaah ....harusnya kamu kasih khabar " Kata Bryan " Kalau dia tahu kamu disini pasti dia datang " sambungnya sambil menyendok makanan .
" Iya ...sayang sekali , kan ini semacam reuni kecil " Adam yang dari tadi diam ikut bicara .Â
"Gak apalah , dia kan orang sibuk ..." Itu yang keluar dari mulutku , padahal jauh didalam hati aku pengen bilang " Kalian hubungi dia dong , kasih tahu aku disini " tapi kata kata itu tak mungkin kuucapkan . Aku hanya tersenyum tipis dan getir . Sekejap kemudian kami sudah kembali bercerita satu sama lain , aku lebih banyak mendengar dan sesekali ikut tertawa mendengar canda mereka . Tak ada yang membicarakan dia , padahal sungguh aku sangat ingin mendengar kabarnya . " Dasar munafik !!! Aku mengutuk diri sendiri dalam hati . Usai makan , kawan kawan mengajak aku jalan sebentar, tapi aku memang kehilangan minat , aku ingin sendiri , dikamar ...merenung dan mengulang cerita tentang kebersamaan yang kita impikan, sendiri tanpa kamu .Â
---OOO---
Kembali ke kamar, aku melangkah gontai sepanjang lorong. Tak ada siapa siap disini , aku sendiri , aku mulai berfikir " Dasar konyol ...!!! Umpatku . Jauh jauh terbang hanya untuk mengurung diri dan berkhayal ? apa bedanya dirumah dan disini ? Pikirku galau . Tapi aku ingin merasakan kesendirian ini, ingin mengingatkan diriku sendiri , bahwa tak semua mimpi bisa menjadi realisasi. Mengingatkan aku bahwa ada seseorang yang menyediakan pundaknya untuk menopangku agar mampu berdiri hingga saat ini . Meskipun akhirnya terpaksa  melepaskan pegangan saat aku mulai melangkah . Ada hal yang tidak dapat dilanggar dan diabaikan , ada pengorbanan yang kadang harus diberikan . Dan aku tertunduk kelu ....aku dan kamu sama sama terluka, kita hanya saling menjaga , termasuk menjaga mereka yang ada disekitar kita , agar tak ada yang terluka . Aku terdiam menatap keluar jendela , kerlap kerlip lampu jalan yang warna warni sangat indah , namun sayang saat ini hatiku mati rasa . Aku tak mampu merasakan keindahan yang terpampang didepan mata .Â