Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah kita semua masih diberikan kesehatan untuk menulis di samber hari ke 21. Loyo, letih, suntuk dan jenuh selama Work From Home (WFH) bisa teratasi karena ikut nulis Samber Kompasiana.Â
Menjadi bagian keluarga Kompasiana yang baru saja lahir, di suruh menulis tausyiah, kayaknya seperti menabur garam di lautan.
Nasehat-nasehat baik di dalam artikel di Kompasiana terus bermunculan mengisi hari-hari saya. Dalam 5 menit saja, Kompasiana menayangkan lebih dari 1 artikel yang syarat dengan pesan baik. Hal ini yang mendorong saya untuk terus memperbaiki diri (Muhasabah) dan bisa menjadi konsep " Fafirru Ilallah " kembali ke jalan Allah.
Penulis yang budiman sudah barang tentu menulis bertujuan menyebarkan pengetahuan sebagai upaya menghadirkan kebaikan untuk sesama.Â
Ini yang menjadi dasar saya untuk terus mengambil pesan baik dari artikel-artikel Kompasianer budiman. Bukankah yang baik datangnya dari Allah dan yang buruk datangnya dari diri sendiri?
Dan luar biasanya lagi, artikel-artikel bermanfaat terus tayang memberikan energi positif ditengah wabah penyakit yang semakin meluas. Menumbuhkan semangat dan menghidupkan rasa.
Ramadan sudah hampir dipenghujungnya, tidak terasa memang sambil menulis dan beraktivas di rumah, rupanya sudah hampir di garis finish.Â
Di Ramadan kali ini menurut saya, kita betul-betul disuruh berhibernasi untuk menyadari apa yang terjadi. Situasi yang tepat untuk mendekatkan bahkan berlari KepadaNya dan inilah peluang menanggalkan sifat buruk dan perbuatan jelek.
Dan bayangkan sudah berapa lama kita dirumah dan terus ber zikir kepada sang ilahi sebagai permintaan dijauhkan dari marabahaya yang mengancam untuk kita dan keluarga. Ini menjadi itikaf kita menyadari keterbatasan dari penyelesaian persoalan yang ada.