Gerakan dirumah saja sudah berjalan satu bulan lebih, dan Ramadan berjalan 11 hari dengan penuh riuh dengan keluarga kecil. Sungguh suatu hal yang tidak bisa saya rencanakan karena  bisa penuh waktu dengan keluarga disaat Ramadan.
Aktivitas Ramadan tahun lalu dirindukan namun kalah syarat hikmah Ramadan sekarang ini. Mulai membuka mata sampai mau beristirahat jagoan ku tak berhenti bermain.
Sore hari selepas adzan Ashar aktivitas dimulai memesan gorengan di tetangga dengan jagoan kecilku. Jam lima baru bisa mengambil dengan sistem memesan dahulu agar tidak terjadi antrian pembeli, bagus juga kan.
Semua mainan di keluarkan untuk bermain, seperti biasa partner bermain saya sendiri. Setelah itu bermain peran, saya menjadi tangga dengan berdiri sedikit miring memegang tembok jadilah tangga yang siap di naiki jagoan ku. Jagoan mulai naik dari kaki sampai finish ke pundak. Apa saja di injak dan di pegang. Betis di injak baju ditarik apa sajalah bagaimana caranya si jagoan biar sampai dan duduk di pundak.
Menahan sakit bulu kaki yang terinjak luar biasa, korban lainnya juga di kerah baju besar lubang lehernya sudah tak karuan. Seru sekaligus gembira terlibat bersama jagoan secara fisik dengan ala-ala outbond dadakan.
Permainan mulai mengendur dengan bermain tenda-tenda an hadiah membeli susu formula 1 tahun yang lalu. Permainannya saya harus masuk dan bermain di dalamnya. Lumayan tidak terlalu capek dan melelahkan.Ngabuburit di hari-hari lainnya bisa mengulang atau permainan  yang sesuai dengan kesenangan dan permintaan sang jagoan.
Namun Hal ini menyadarkan saya bahwa dengan dengan adanya Work From Home ( WFH ) menimbulkan kedekatan fisik juga hati juga Mengenal lebih jauh kebutuhan sosial dimasa perkembangan anak bisa kita ketahui dan di tanggapi lebih cepat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H