Siang itu panas sekali. Jalanan padat, bahkan sudah mulai macet. Pemandangan lumrah yang terjadi menjelang makan siang di daerah itu. Barangkali hari itu semua orang ingin makan di luar kantor karena punya duit lebih sambil membawa kendaraan. "Gubrak", terdengar suara keras menembus jendela kendaraan. Aku menengok ke belakang dan tampak sebuah mobil SUV hitam dari kelas yang paling mahal dan tahun terkini baru saja sukses menabrak taksi yang aku tumpangi. Supir segera turun untuk melihat kerusakan diikuti oleh dua lelaki berseragam hitam-hitam turun dari kendaraan besar itu.
Duh, di hari panas dengan kemacetan dan perut lapar, kondisi seperti ini membuat aku deg-degan, karena ini resep jitu untuk menaikan emosi, tokh?
Kekuatiranku terbukti. Muka garang dan suara menggelegar terdengar masuk ke dalam kendaraan. Adu mulut bisa terjadi kalau saja Pak Supir tidak menahan diri. Tidak lama, setelah berkata,"maju saja, kita selesaikan di depan," mereka malah berbelok dan kabur meninggalkan Pak Supir yang kecele berat.
Ada apa dengan lelaki berbaju hitam-hitam ya? Tampaknya saat ini ada trend baru untuk memperlengkapi orang-orang berbadan tegap dengan baju safari berwarna hitam. Lengkap dengan pin kecil berwarna keemasan yang lebih sering tidak jelas bergambar apa bagi mata silindrisku.
Entah ada apa pada warna hitam tersebut yang seakan-akan memberi kekuatan ekstra untuk orang yang memakainya untuk berkuasa atas orang lain. Perhatikan deh di mal-mal, di gedung-gedung bertingkat di ibukota ini, di kantor-kantor penting, semua memiliki para lelaki berbaju hitam.
Apa jadinya mereka tanpa seragam hitam tersebut? Apa jadinya mereka yang memakai jasa para manusia berseragam hitam? Apa jadinya kalau mereka memakai baju orange? Ye...itu sih jadi tukang parkir ya!
Memang selalu ada orang yang butuh atribut ini dan itu untuk bisa menunjukkan eksistensi dan kemampuan sebagai pengganti ketidakmampuan dan minimnya kapasitas. Tanpa itu semua, mereka bisa menjadi nothing, tak ada.
Eh, jangan-jangan warna hitam dipakai karena efek melangsingkannya itu ya? *wink*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H