Karantina, masker, hand sanitizer, cuci tangan, swab test, rapid test adalah hal yang sudah sangat familiar untuk kita saat ini. Hanya dalam hitungan waktu singkat tatanan kehidupan bermasyarakat berubah, tidak hanya di Indonesia, namun di seluruh belahan dunia yang terpapar covid-19. Salah satunya adalah India. Bahkan India menjadi negara yang termasuk ke dalam tiga besar negara dengan kasus covid-19 tertinggi.
Spesifik ke bagian istilah karantina, saya akan berbagi pengalaman karantina di India. Kebetulan saya saat ini sedang di karantina di India selama 14 hari dan tepat tanggal 1 agustus ini karantina saya akan berakhir.
Awal ceritanya saya di karantina adalah karena kakak dari salah satu rekan kerja saya di rumah sakit ternyata didiagnosis positif covid-19. Rekan kerja saya ini tinggal serumah dengan kakaknya, maka secara otomatis ia berinteraksi dengan kakaknya dan dengan keluarga lainnya.
Jika kakaknya positif covid-19, maka ada kemungkinan ia juga terpapar. Karena ia adalah rekan kerja saya, maka saya juga setiap hari berinteraksi dengannya, oleh karena itu ada peluang juga saya terpapar covid-19. Oleh karena itulah akhirnya saya di karantina.Â
Sebenarnya tidak hanya saya, namun ada total 19 orang yang dikarantina. Sepuluh orang dari kami termasuk saya di karantina di blok residen mahasiswa S2 kampus tempat saya belajar.Â
Jadi sejak hari itu kami resmi di karantina. Dua hari setelahnya kami melakukan swab test di "puskesmas"nya India. Kalau di sini disebut dengan Government Hospital. Â Dari total 22 orang rombongan kami yang mengikuti swab test ada 4 orang yang dinyatakan positif covid-19, sedangkan hasil tes saya untungnya negatif.Â
Keempat rekan saya yang hasil tesnya positif langsung ke dibawa ke rumah sakit penanganan covid-19 yang berada di distrik Chikmagalur namanya, yang jauhnya sekitar 3 jam perjalanan. Mereka dibawa kesana untuk di karantina di sana sejak hari itu juga dengan menggunakan ambulance.Â
Rekan kerja saya yang kakaknya positif covid-19 ini juga dinyatakan negatif, termasuk ayah dan ibunya.Â
O ya saat melakukan tes swab ini, prosedurnya dilakukan dengan sistem remot. Jadi saat kami sampai di rumah sakit untuk swab, pendataan peserta tes swab di data melalui telepon. Jadi nomor telepon kami sudah didaftarkan terlebih dahulu.Â
Sebelum melakukan tes, satu per satu kami ditelpon oleh petugas kesehatan ditanyai tentang:Â
Apakah memiliki penyakit darah tinggi