Sewaktu bekerja sebagai guru asrama, saya sempat mendampingi sekelompok anak untuk lomba. Seusai lomba, kami semua memesan makanan di salah satu rumah makan. Si anak laki-laki satu-satunya di dalam kelompok, anggap saja Namanya Chris (nama dari mana ini? haha), izin membeli kue di toko sebelah karena mengaku tidak makan nasi.
Ya, saya baru ingat. Di kantin asrama, dia selalu disediakan makanan khusus berupa kentang dan susu saja tiap harinya.Â
Saya betul-betul heran sampai bertanya sama dia "Berarti kamu belum pernah merasakan nikmatnya gado-gado, batagor, nasi padang dan lainnya?".
Yup! Dia hanya bisa makan roti, kentang dan susu. Buah-buahan pun hanya yang tertentu. Tapi badannya gede, dan pinter banget. Sering menang lomba lagi.
Dan enggak nyangka saya akan mendapat suami yang "serupa".
Jadi saat taaruf dengan calon suami waktu itu, dia bercerita kalau 20 tahun tidak makan nasi. Saat bekerja di sekolah asrama ini baru dia belajar makan nasi, itupun cuma sesendok dua sendok makan.
Kaget dong ya. Jadi selama ini makan apa aja? Katanya dia dulu waktu kecil cuma minum susu, roti, ama bubur kacang ijo. Tapi untungnya suka segala jenis mie, seperti mie ayam, dan lauk pauk juga oke aja. Sayur juga milih-milih sih. Aku beneran baru tahu, padahal kami sudah jadi rekan kerja sekitar 2 tahun.
Ada becandaan lucu suatu hari, waktu suami saya menyuruh si kecil makan nasi. Mertua pria nyeletuk " Abinya saja tidak makan nasi, masa anaknya disuruh makan nasi". Hahha, saya langsung tertawa lepas saat itu.
Jadi tenang saja, mungkin memang anak Bunda neggak suka makan nasi, hehe. O ya, suami saya meski enggak makan nasi, juga sering juara olimpiade dan sekarang sering bimbing anak-anak olimpiade Alhamdulillah. Badannya juga besar dan tinggi.
Eh emang ada hubungannya ya makan nasi dan jadi pintar tidak? Emang tidak ada kan? Tapi ya sampai sekarang mengapa kita seperti "diwajibkan" makan nasi? Mungkin karena paling terjangkau? Hihi.
4. Buat Menyenangkan
Nah, kalau ternyata hal satu sampai tiga mungkin bukan penyebab si kecil GTM, mungkin saja ada situasi makan yang membuat anak-anak trauma.