Covid-19 terus menggurita dunia. Bermula dari Kota Wuhan, ibu kota Propinsi Hubei Republik Rakyat Tiongkok. Hinga kini, virus yang belum ditemukan vaksin penyembuhannya itu, telah menyerang Indonesia, termasuk Aceh.
Ibu kota Negara, Jakarta. Lumpuh. Lockdown berlaku. Puluhan korban meninggal dinyatakan positif Corona. Pemerintah terus berbenah lewat Gugus Tugas Pencegahan dan Penangganan Virus Corona.
Sekolah libur, pekerja kelimpungan, ASN berkantor di rumah. Pusat keramaian tutup, ruang gerak terbatas. Hingga batas waktu 29 Mei mendatang.
Lantas bagaimana nasib jelata ditengah serbuan Covid-19? Selain harus melindungi diri dari penyebaran virus. Mereka berjibaku memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Â
Bila lockdown berlaku. Entah bagaimana nasib mereka. Hanya mengandalkan bantuan pemerintah lewat Kementerian Sosial atau malah menjadi korban karena kelaparan.
Agar hal demikian tak terjadi, Komunitas Baleum Syedara di Kota Langsa bergerwk cepat. Sedikitnya, dua warga miskin terbantu di kota itu. Lewat aksi sosial yang saban Jumat digulirkan.
Agus Setiawan sang penggagas, menyusur jalan sempit ke permukiman warga. Salma (80), adalah pemilik rumah pertama yang disambangi Agus Mandor--karib sapaan Agus Setiawan.
"Saya hanya bisa membantu sedikit sembako. Semoga bermanfaat buat nenek sekeluarga," ucap Agus, disambut haru biru Salam, nenek renta yang hanya hidup berdua dengan anaknya di Gp Paya Bujuk Tunong Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa, Jumat (27/3/2020).
Setelah dari kediaman wanita renta itu. Arah tuju selanjutnya adalah Gampong Matang Seulimeng Kecamatan Langsa Barat.
Di sana, Agus mengunjungi Muhammaf Ali (55). Pria ini telah setahun terbaling lemah, akibat penyakit kelenjar teroid atau kanker syaraf yang dideranya.