Sungging sumringah disudut bibir itu kini tiada lagi. Pergi bersama lepasnya nyawa dikandung badan. Tinggal jasad, disemayamkan, lalu dikubur. Janji Allah, telah tiba masanya. Innalillahi Wainnailaihi Raji'un. Suharto telah berpulang keharibaan-Nya, Kamis 10 Oktober 2019, dini hari di ruang ICU RSUD Langsa, Aceh.
Wartawan lintas zaman itu, hanya menyisakan ragam kenangan kepada sesiapa yang acap berinteraksi dengannya. Terutama keluarga tercinta. Termasuk sejawat insan pers di belahan pantai timur Aceh.
Suharto Sembiring, menghembuskan nafas terakhir, kala terbaling tak berdaya di pembaringan ruang ICU. Dengan sejumlah alat bantu medis terpasang ditubuhnya. Komplikasi. Ya, itu yang dapat disebut atas derita sakit menderanya.
Stroke ringan yang diidap selama dua tahun terakhir. Diperparah dengan darah tinggi, gula darah dan lainnya. Sepekan, ia dirawat di rumah sakit. Akhirnya, hela nafas berakhir. Tutup mata selamanya di usia 62 tahun.
Semasa hidup, almarhum dikenal sebagai sosok periang. Mudah bergaul, supel dan ringan tangan membantu sesiapa saja. Meski terbilang senior. Wartawan yang malang-melintang disejumlah media cetak dan online ini, membaur meski dengan juniornya sekalipun.
Acap kali, banyolannya hadirkan decak tawa. Suatu masa, di Klasik Coffe--pojok kota. Ia bertutur tentang sematan marga sembiring (karo), dibelakang namanya. Padahal, ia lahir dari keluarga suku Jawa yang lama mendiami Lubuk Pakam, Sumatera Utara.
"Suharto itu kan nama aku. Nama yang sama dengan mantan presiden ke 2 kita. Jadi kalau Suharto Sembiring. Berarti Presiden orang karo," kelakar almarhum disuatu masa.
Kang Harto--sapannya. Mulai menggeluti dunia jurnalistik dimasa orde baru. Berlanjut ke era reformasi dan hingga kini di usia senjanya. Meski didera stroke ringan dua tahun lalu. Ia masih bersemangat menulis. Surat Kabar Mingguan Pilar, menjadi karya terakhirnya.
Kabar Kang Harto dirawat karena sakit, pertama sekali diketahui rekan media ketika adiknya, Sutrisno memposting di akun media sosial facebook bernama 'Wiro Nalar'. Tampak, Sutris menjelaskan kondisi kesehatan abang tertuanya itu.
Rabu (9/10) malam. Rekan wartawan yang bertugas di Kota Langsa, berencana menggalang aksi solidaritas. Sekedar membantu ringankan beban keluarga Kang Harto. Rencananya, donasi mulai dikumpulkan keesokan hari.
Sudirman (Hr Analisa), Dede Rendra (Waspasa), Yoesdinoer (Hr Realitas), Putra Zulfirman (mantan pewarta LKBN Antara Aceh), Rahmadhani (AcehSatu), Ray Iskandar (Hr Rakyat Aceh), berkumpul merencanakan penggalangan donasi dimaksud.