Helatan Musyawarah Nasional (Munas) Ke-II, Satuan Siswa Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila, di Sultan Hotel, Jakarta, 23-25 Agustus 2019, baru usai dini hari tadi.
Sejak pembukaan pada Sabtu malam. Gempitanya loyalitas, dedikasi dan militansi kader yang berseragam loreng orange itu, begitu membahana.
Jakarta, tumpah ruah loreng orange. Kader dari Segenap penjuru Tanah Air berdatangan. Tujuan utamanya sukseskan Munas II.
Ketua PW SAPMA Pemuda Pancasila DKI Jakarta, Shaquille Rekardianto menjadi sosok paling bertanggungjawab atas suksesnya Munas. Pasalnya, meski bukan penanggungjawab helatan Munas secara kepanitian. Ia adalah empunya wilayah tempat pelaksanaan Munas II.
Tapi tulisan ini, bukan hendak menukilkan kedikdayaan Ketua Shauqille. Bukan pula menyebut eksistensi Ketua Abrar (Ambol) pemilik wilayah Sulawesi Barat, yang acap menggelitik sesama kader, lewat banyolan kocaknya. Atau membicarakan ketampanan Ketua PW SAPMA Pemuda Pancasila Sumatera Utata, Bung Rahmaddian Shah. Yang sebentar lagi Insha Allah, terpilih sebagai Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Medan.
Tulisan ini teruntuk kepada segenap kader SAPMA Pemuda Pancasila. Terutama dua tokoh sentral. Ketua Umum Demisioner, Yedidiah Soerjosoemarno dan Teuku Muhammad Aulia Arief (Sekretaris Umum), yang kemudian didaulat menjadi penerus estafet kepemimpinan pusat organisasi otonom Pemuda Pancasila itu.
Mas Yedi--sapaan Ketum demidioner--telah mendarma bhaktikan segenap jiwa raganya untuk membesarkan organisasi tercinta ini. Dimasanya, SAPMA Pemuda Pancasila tumbuh pesat.
Proses periodesasi kepengurusan disemua tingkat berlangsung secara priodik dan sistemik. Tentu tidak sendirian Mas Yedi dalam menuntaskan tugas organisasi. Ia dibantu sejumlah punggawa yang mumpuni.
Terdapat sejumlah nama beken yang tak mungkin disebutkan satu persatu. Mereka terus mendukung kerja-kerja organisasi sesuai tupoksi masing-masing. Satu diantaranya adalah H. TM. Aulia Arief.