Mohon tunggu...
Dwi Santosa
Dwi Santosa Mohon Tunggu... -

25 years old\r\nYoung Enterpreuner\r\n Alumnus of Universitas Pelita Harapan\r\npoenja_doehwie@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Jangan Ganggu Main

25 Februari 2010   15:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:44 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditulis juga oleh penulis di http://poenjagw.blogspot.com/2009/07/belajar-jangan-ganggu-main.html Jika judul artikel ini adalah "Main Jangan Ganggu Belajar", maka Anda akan berkata bahwa artikel ini adalah sesuatu hal biasa. Yang kita ketahui secara umum yaitu para orang tua dan guru selalu menekankan para anak didiknya agar waktu main mereka tidak mengganggu waktu belajar. Hal ini tentu saja tidak salah, tetapi jika tidak menekankan hal yang sebaliknya, yaitu belajar jangan sampai ganggu main, hal ini akan menjadi sebuah kekeliruan. Setiap manusia diberikan waktu serta tanggung jawab untuk menggunakannya dengan baik. Kebutuhan manusia di antaranya adalah untuk belajar, bermain, dan beristirahat. Anak-anak pada khususnya, memerlukan waktu bermain yang lebih banyak, oleh sebab itu ada sebutan 'dunia anak adalah bermain'. Tentu mereka pun sangat butuh belajar untuk mengembangkan kemampuan otak mereka. Tapi, jika waktu untuk belajar diperbanyak sehingga melebihi porsi yang seharusnya dan memakan porsi kegiatan yang lain (dalam hal ini bermain), maka itu menjadi hal yang tidak seimbang dalam diri anak. Kekurangan bermain membawa dampak buruk bagi anak yang tidak dapat dianggap sepele. Anak akan merasa stress karena kurangnya unsur fun dalam dirinya, kurang bersosialisasi sehingga tidak memiliki banyak teman, dan dengan demikian kecerdasan emosionalnya tidak terasah dengan baik. Anak yang hasrat bermainnya tidak cukup terpenuhi di masa kecilnya, biasanya kemudian menjadi orang yang memiliki hasrat bermain yang lebih dibanding orang sebayanya. Oleh karena itu, menurut saya, lebih baik hasrat bermainnya itu digenapi pada waktu ia kanak-kanak, daripada itu tidak dipenuhi sehingga ia meminta pemenuhan ketika ia sudah berada pada usia kerja atau dewasa. Belajar dan bermain adalah sama pentingnya. Toh dengan bermain, anak sebenarnya pun sedang belajar dalam arti yang lebih nyata (belajar bersosialisasi dll). Dan sebenarnya belajar dalam arti resmi seperti di sekolah dapat pula diasosiasikan dengan bermain sehingga menyenangkan. Inilah yang telah lama diterapkan oleh sekolah-sekolah internasional. Pemikiran yang keliru yang menekan anak untuk hanya belajar dan mengabaikan bermain haruslah dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri-kemanusiaan dan pri-keadilan bagi anak. Mari kita belajar tanpa menganggu waktu bermain!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun