Aan Mansyur adalah seorang penyair asal Makassar yang sudah menelurkan banyak buku, di antaranya: Cinta yang Marah (Penerbit Bejana, 2009), Kukila (GPU, 2015), Melihat Api Bekerja (GPU, 2015), dan Tidak Ada New York Hari Ini (GPU, 2016).Â
Setelah absen menerbitkan buku selama 4 tahun, di tahun 2020 ini Aan akan kembali merilis buku puisi berjudul Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau yang juga bekerjasama dengan Gramedia Pustaka Utama (GPU).
Di bab ini, Aan bercerita banyak tentang hal-hal di balik puisi-puisi dalam buku terbarunya, mulai dari apa yang ingin ia sampaikan, keraguan dan pertanyaannya akan banyak hal, harapan-harapan yang ada, dan lainnya.Â
Selain itu, Aan yang awalnya menjadi penulis karena ingin bisa berkomunikasi dengan banyak orang tanpa harus bertatap muka langsung kini "terjebak" aktif dalam kegiatan berkomunitas, seperti mendirikan perpustakaan Kata Kerja dan terlibat dalam Makassar International Writers Festival (MIWF), karena ia ingin melakukan upaya balas dendam di dunia literasi Indonesia.
Dengarkan obrolan selengkapnya di podcast buku Main Mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H