Di tengah kondisi yang mengharuskan kita untuk karantina mandiri di rumah akibat pandemi COVID-19, banyak meme beredar di media sosial yang menggambarkan betapa orang-orang dengan karakter introver pasti bahagia dan baik-baik saja ketika harus diam di rumah saja dalam waktu cukup lama.
Benarkah begitu? Seorang psikolog dan HR consultant Haya Serena (Rena) mengatakan bahwa sebagai introver dia mengalami turbulensi emosi karena harus karantina di rumah selama 24 jam bersama dengan orang rumah yang memiliki karakter estrover. Biasanya, konflik bisa dihindari karena masing-masing orang rumah memiliki kegiatan sendiri yang tidak mengharuskan keduanya untuk bersama di sebuah tempat dalam waktu lama. Tidak hanya dengan orang serumah, di masa karantina mandiri ini menjalin relasi dengan orang lain menjadi sulit, misalnya untuk mereka yang mempunyai pasangan tapi tidak tinggal serumah atau bahkan beda negara.
Untuk mengatasi konflik yang bermunculan, Rena mempunyai satu literatur psikologi berjudul Dialectical Behavior Therapy (DBT) yang menjadi panduan baginya untuk menghadapi dan mengatasi konflik internal dan eksternal yang terjadi akibat karantina mandiri. Cara-cara di dalam buku ini bisa diterapkan tidak hanya ke pasangan, tapi juga ke berbagai macam relasi dengan berbagai macam orang.
Dengarkan selengkapnya cerita Rena di podcast buku Podcast Main Mata, yang merupakan bagian dari jaringan Podluck Podcast. Silakan didengarkan lewat Youtube di bawah ini atau klik tautan Spotify Podcast Main Mata di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H