Secara umum "atribut" adalah tanda atau lambang yang menjadi penanda seseorang. Sebenarnya istilah atribut di sini bukan merupakan istilah yang biasa kita dengar yang merujuk pada seseorang, melainkan suatu atribut kepada Allah. Pada mulanya manusia mengenal atribut sebagai tanda mencari tahu siapa itu Allah, akan tetapi kalau kita tetap memakai istilah atribut untuk mencari keberadaan Allah maka kita salah besar, karena sampai kapan pun kita tidak akan bisa mencari Allah. Seperti yang di katakan pada (Yohanes 15:16) Bukan kamu yang memilih  Aku, tetapi Aku yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta di dalam nama Bapa dalam nama-Ku di berikan-Nya kepadamu. Dari ayat ini kita tahu bahwa Allah lah yang akan mencari kita dan memilih kita. Oleh karena itu atribut yang dimaksud adalah kesempurnaan yang di pakai untuk menerangkan jatidiri Allah dalam Alkitab, atau yang secara nyata di lakukan oleh-Nya dalam karya penciptaan, pemeliharaan, dan keselamatan dari Allah.
- :
1.Dengan cara kausalitas atau sebab-akibat, yaitu mencari tahu penyebab pertama dalam penciptaan, sehingga kita memperoleh ide tentang pencipta yang sangat berkuasa, dan melalui itu kita berusaha mencari ide siapa itu penguasa yang paling kuat dan bijaksana.Â
2. Dengan cara negasi atau penyangkalan, yaitu kita menyingkirkan dari Allah semua ketidaksempurnaan yang terlihat dalam makhluk ciptaanNya, sebab kesempurnaan itu tidak sesuai dengan ide tentang jati diri yang sempurna dan kemudian kita memberikanNya segala atribut yang sempurna, yang berlawanan dengan ketidak sempurnaan makhluk-makhluk ciptaan itu.Â
3. Dengan cara eminensi atau meninggikan, yaitu kita memberikan pada Allah dengan seagung-agungnya semua kesempurnaan-kesempurnaan relatif yang ada pada ciptaannya, sesuai dengan prinsip yang ada dalam suatu akibat, ada sejak semula, dan penyebabnya dan Allah sebagai jatidiri yang paling sempurna.Â
Metode ini bukanlah prosedur yang tepat dalam metode teologi, karena metode ini mendasarkan pada pengetahuan atas kesimpulan manusia, bukan atas wahyu Allah yang di berikanNya sendiri dalam FirmanNya dan metode ini menjelaskan manusia di pakai sebagai ukuran Allah.Â
- - Â
1.Atribut-atribut natural dan moral.           Sifat atribut natural ada pada diri sendiri     yaitu kesederhanaan, ketidakterbatasan dan   sebagainya adalah merupakan atribut dari natur konstitusional Allah, yang berbeda dengan kehendakNya. Sifat atribut moral, seperti kebaikan, belas kasih, keadilan dan kesucian .Â
2. Atribut-atribut absolut dan atribut relatif. Atribut absolut dimiliki oleh esensi Allah sebagaimana disadari dalam dirinya sendiri, sedangkan atribut relatif adalah milik dari esensi Allah yang di sadari dalam hubungan dengan ciptaanNya.
3. Atribut-atribut imanen atau intransitif. Atribut transitif adalah atribut yang maju terus dan mengakibatkan efek eksternal pada Allah, sebagai Allah yang maha kuasa melakukan yang baik  dan adil.Â
4. Atribut incommunicable dan communicable. Atribut incommunicable adalah atribut yang tidak ada pada makhluk ciptaanNya misalnya kebesaran. Atribut communicable adalah atribut yang ada pada makhluk ciptaanNya misalnya kekuatan, kebaikan, belas kasihan dan kebenaran. Pembagian seperti ini tidak disukai oleh kelompok Lutheran, akan tetapi masih populer di kalangan Reformed.Â