Duka 53 tahun yang lalu di tanggal dan bulan yang sama pada hari ini tidak akan pernah bisa dilupakan. Kejahatan genosida yang terjadi di tanah air kita merupakan sejarah yang takkan pernah lekang oleh waktu. Keluarga, rekan, sahabat dari korban pastinya masih sangat segar diingatannya tentang peristiwa yang merenggut nyawa orang terdekatnya ini.Â
Adalah Jenderal Ahmad Yani, Letjen Suprapto, Letjen M.T Haryono, Letjen Siswondo Parman, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen D.I Panjaitan, dan Kapten Pierre Tendean. Keenam jenderal dan satu perwira TNI AD ini menjadi korban kekejaman dari Gerakan 30 September oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Mereka diculik dan dibunuh lalu dimasukkan ke dalam sebuah sumur tua nan sempit yang kini dikenal dengan nama Lubang Buaya. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 30 September malam hingga 1 Oktober 1965.Â
Peristiwa yang disebut-sebut merupakan salah satu usaha kudeta pemerintahan oleh salah satu pihak ini masih menyisakan misteri tentang kebenarannya. Siapa sesungguhnya dalang dibalik kejadian ini?
Ada beberapa versi yang menganggap ada satu atau dua pihak yang diduga sebagai penyebab terjadinya peristiwa G30S/PKI ini, antara lain:
1. Partai Komunis Indonesia (PKI)
Belakangan ini banyak yang berpendapat bahwa pemutaran film G30S/PKI setiap tanggal 30 September merupakan sebuah bentuk propaganda dalam bentuk seluloid. Film tersebut diduga merupakan sebuah bentuk doktrinasi untuk melanggengkan kekuasaan Soeharto.Â
2. Soekarno
Meskipun peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan orde lama, namun beberapa pihak menduga kuat bahwa Soekarno merupakan dalang dibalik peristiwa berdarah ini. Setidaknya ada tiga buku yang menuding Presiden Soekarno sebagai pelaku G30S/PKI. Mendengar tuduhan tersebut, pihak keluarga Presiden Soekarno tidak tinggal diam. Mereka menganggap ada pihak yang berusaha melakukan pembunuhan karakter terhadap Soekarno.Â
3. Amerika Serikat
Sebagai negara dengan julukan Macan Asia, berkuasanya komunis di Indonesia bisa menimbulkan efek domino terhadap negara lain di Asia Tenggara. Jika hal ini terjadi, maka kiamatlah Amerika. Hal ini sebenarnya telah disinyalir oleh Presiden Soekarno pada pidato Nawaksara (1967). Pada intinya, Bung Karno menyatakan bahwa Amerika membujuk TNI AD untuk mengambil kekuasaan dari Soekarno yang pro-komunis.Â
Aksi genosida yang menewaskan ribuan masyarakat sipil dengan dalih pembersihan ideologi komunisme di Indonesia ini merupakan peristiwa yang sampai saat ini belum diketahui secara pasti kebenarannya. Ada berbagai macam versi yang tersebar di kalangan masyarakat. Namun, apapun kebenarannya, kejadian ini hendaknya dijadikan pelajaran bahwa sebuah sejarah sangatlah penting agar tidak terjadi lagi peristiwa serupa di masa mendatang.Â