Mohon tunggu...
PM Tangke
PM Tangke Mohon Tunggu... -

just a man trying to be good

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemuda: I HAVE A DREAM

3 September 2011   00:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:17 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

I HAVE A DREAM

Pemuda remaja gereja perlu memiliki mimpi atau visi dalam hidupnya dan kiat sukses meraih mimpi itu. Hal inilah yang dibahas dalam acara  Talkshow-LKPD XIII PPGT Jepank di Makassar (30-8-11), dengan topic “I Have A Dream: Membina dan Mengembangkan Potendi Diri”, dibawah Tema LKPD “Tuhan Menetapkan Langkahmu” dan Subtema “Menjadi Anggota PPGT yang Setia Melayani Tuhan. Pembinaan bermodel “Talkshow/bukan dua mata” ini, dipandu oleh dua “Tukul”: Samuel Tanggulungan dan Pdt. Henry Budikarya. Bintang tamunya adalah sang pemimpi, Theofilus Allorerung (Bupati Tana Toraja, aktivis PPGT). Acara yang berlangsung selama empat (4) jam membahas beberapa hal penting dalam rangka memberi motivasi pemuda remaja, termasuk orangtua yang hadir, mengembangkan diri meraih mimpi. Mimpi Masa Kecil Theofilus mulai membahas masa kecilnya di Rembon, Tana Toraja. Masa kecil dijalani seperti anak kampung lainnya. Waktu itu sarana kendaraan yang paling efektif adalah kuda dan sepeda. Jalan kaki cara efektif untuk bepergian ke suatu tempat. Pensil sekolah diikat dengan benang, supaya tidak hilang. Sering terheran-heran melihat pesawat yang dapat menabrak awan. Jarang mandi pakai sabun mandi. Agak nakal dan pemalu. Sering membayangkan bagaimana rasanya naik pesawat dan menjadi orang kota. Mimpi di masa kecilnya menjadi camat. Inspirasi mimpi itu datang ketika ayahnya menjadi camat. Mimpi ini menjadi motivasi baginya untuk belajar dengan baik. Ketika  berhasil menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), ia berupaya menjadi camat, biarpun hanya di daerah pelosok. “Cita-cita saya jadi camat tidak kesampaian. Tuhan punya rencana lain. Sekarang, malah jadi komandannya camat. Tuhan berperkara dalam hidup kita, sepanjang kita menyerahkan diri pada-Nya. Ini renungan teologis yang saya dapat ketika mimpi jadi camat tidak tercapai”, kata Theofilus menyimpulkan mimpi masa kecilnya yang tidak kesampaian. Perubahan mimpi dapat terjadi dan mimpi itu jangan dipaksakan. Serahkan hidup pada Tuhan untuk memperoleh mimpi yang sesuai rencana-Nya bagi hidup kita. Pengembangan Diri via PPGT Theofilus mengakui bahwa pada mulanya ia jarang mengikuti kegiatan PPGT. Ia lebih sering mengikuti kegiatan main domina dan minum ballo’/tuak.  Tahun 1978, ada ibadah PPGT di rumahnya, waktu itu jadwal kakaknya. “Karakter ketorajaan saya muncul saat itu, orang sudah datang dirumah kita, masak kita tidak balas datang ke rumahnya untuk ibadah PPGT. Mulailah saya kecantol PPGT”, kata Theofilus. Pengembangan diri melalui PPGT dilalui sejak menjadi wakil sekretaris PPGT tahun 1979, lalu menjadi ketua departemen pembinaan kader, ketua klasis, dan pengurus wilayah. Dalam mengemban tugas kepengurusan itu, ia selalu mengingat perkataan “Kalau diberi tugas pelayanan jangan sekali-kali menolak, karena menolak itu sama menolak berkat”. Perkataan ini selalu dipegang sampai sekarang. Menurut Theo, PPGT memiliki nilai hakiki. Wadah ini tidak hanya melatih kita beribadah, berdoa, membaca Alkitab. Kita diberi ruang untuk menerapkan dalam persekutuan pemuda. Menjadi pengurus pemuda gereja juga menjaga kita supaya kita tidak mempermalukan diri. Apa yang mau diambil di PPGT? Di PPGT kita mengisi diri dan melakukan kegiatan dengan baik, seperti Timotius. Aktif berorganisasi sangat bermanfaat dalam pekerjaan, mempermudah pekerjaan di kantor, komunikasi dengan orang, memecahkan masalah, membangun jejaring dengan orang, dll. Hal Penting Meraih Impian Bung Theo (mantan Majelis Gereja/Ketua I BPM Jepank, Ketua BVGT, Kepala Bawasda/Inspektorat Sulsel-kini Bupati Tana Toraja) menyampaikan beberapa hal penting berikut ini: 1. Seluruh PPGT, termasuk senior PPGT,  harus mengetahui tujuan organisasi PPGT berdasarkan AD/ART. Ini akan memberi arah kegiatan kita, termasuk dalam berbicara dan bersikap. “I have a dream” harus menjadi “We have a dream” dalam persekutuan. 2. Pertahankan pilar-pilar karakter pemuda gereja. Pembelajaran membangun kapasitas diri yang melayani terus ditingkatkan. Kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual terus diasah. Sikap dan perilaku yang baik terus diterapkan di semua tempat. 3. Jangan berpikir untung-rugi mengikuti PPGT. Melakukan kegiatan PPGT bukan pekerjaan, tetapi karunia. Jika dianggap pekerjaan, pasti akan menjadi beban. Lakukan dengan tulus sebagai orang bergengsi yang diberi kepercayaan mengurus sesuatu. 4. Berikan perhatian kepada pedidikan. Sekarang pendidikan disadari sebagai awal perbaikan masyarakat dan bangsa. Dulu pendidikan Toraja maju, kini semua daerah maju. Termasuk pendidikan di Sekolah Minggu. Ayat hafalan masa kecil yg masih teringat itu Mikha 5:1. Pendidikan di Sekolah Minggu ini turut memnbentuk kita. 5. Tingkatkan kreativitas dalam ibadah PPGT maupun dalam kegiatan lainnya. 6. Tingkatkan kepekaan sosial dan perencanaan yang matang. Masalah sosial, seperti kemiskinan, keterbelakangan, narkoba, judi togel, sabung ayam, dll., juga harus menjadi masalah gereja, termasuk pemuda, bukan hanya masalah pemerintah. 7. Istilah “pemuda adalah masa depan gereja” harus diganti menjadi “pemuda adalah penentu masa kini”. Justru jika masih muda kita berikan yang terbaik untuk gereja, bukan nanti tua saat tidak kuat lagi. 8. Jangan ragu dan jangan takut salah. Tumpahkan potensi untuk buat catatan hidup yang positif. Tentu setelah ditimbang-timbang secara matang. 9. Jangan paksakan diri mau jadi apa. Lakukan penyerahan pada Tuhan, biarkan mengalir, tuk bentukan-Nya.  Pernah ingin jadi camat simbuang, tapi tidak diberi kesempatan. Apa yg kita peroleh adalah karunia Tuhan. Yg penting tekun dalam pelayanan, Tuhan akan menempatkanmu di posisi yg diinginkan-Nya. 10. Atasi kekurangan dengan mengakui adanya kekurangan. Berupaya supaya kekurangan itu tidak membunuh kita. Hindari hal yg bisa munculkan kekurangan. Misalnya, saya tidak bisa menyanyi, lalu dalam permainan yang salah dapat hukuman bernyanyi, maka jangan lakukan kesalahan supaya tidak dihukum bernyanyi. Jika pemalu, usahakan bergaul, mulai dengan ikuti kegiatan PPGT. 11. Jangan takut bersaing atau disaingi. Biarkan orang lain juga maju. Justru kita butuh saingan untuk memacu diri kita lebih meningkat lagi. Sifat negatif yang menindis orang, menyingkirkan orang, cemburu pada orang, menjatuhkan orang, harus dihilangkan. Jika perlu, ciptakan saingan dibawah kita untuk meningkatkan kemampuan diri, dengan mengikuti sistem. 12. Jika ada konflik, upayakan kepemimpinan “leader of heart” menyelesaikannya. Lakukan penelitian menyeluruh, rumuskan, dan berikan “win-win solution”. Konflik jika di manaj akan menjadi potensi. Jika perlu, ciptakan konflik positif untuk mendapatkan energi besar dalam rangka capai tujuan besar. 13. Jaga selalu norma etika dan nilai yang ada, berbasis agama dan adat. Gunakan cara-cara yang baik dalam memperjuangkan sesuatu. 14. Etos kerja pemuda dibidang pertanian, peternakan, dan usaha harus dikembangkan. Jangan gengsi, sekalipun telah sarjana untuk melakukan pekerjaan yang dianggap tidak memerlukan pendidikan formal. 15. Bagi waktu untuk belajar/bekerja dengan berorganisasi. Kita punya waktu 24 jam sehari. Pasti bisa kita atur supaya kegiatan belajar dan ber-PPGT berjalan dengan baik. 16. Gereja harus buat proposal pembinaan generasi muda, jangan hanya proposal pembangunan gedung gereja/fasilitas fisik gereja. 17.Positive Thinking bahwa orang lain juga mau baik. Jangan ragu berbaur dengan orang lain. Bergaul tapi perkuat iman kita. Apapun yang dihadapi, tantangan, kegagalan, itu wajar. Buktikan bahwa kita bisa keluar dari kegagalan. Bangun perspektif baru dan lakukan! Cari potensi lain untuk dikembangkan, jangan terbunuh oleh kekurangan kita. Tidak ada orang yang sempurna. 18. Jadikan PPGT sebagai tempat belajar, secara terus menerus. Tidak harus menjadi pengurus, sebagai anggota biasa, bahkan sebagai orangtua yang tetap memberikan perhatian kepada kegiatan pemuda. 19. Hargai peran orang lain, sekecil apapun. Dalam perjalanan karir, peran istri sangat penting. Paling takut sama istri kalau ada kesalahan. Kami sering berdebat bersama, saling meyakinkan, bersama takut lalu bersama berani. 20. Diberkati untuk memberkati. Untuk bisa jadi berkat, kita harus punya kemampuan yang didapatkan melalui pendidikan, pembelajaran melalui ppgt, kursus, dll. Jika sdh diberkati Tuhan, salurkan berkat-berkat itu untuk orang lain. Berkat disini tidak hanya harta, tapi juga ilmu, keterampilan, dll.,  yang bisa bermanfaat bagi orang lain. God Bless U4ever, PPGT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun