Saat ini IPTEK berkembang sangat pesat. Hal ini dapat kita lihat dari segi bagaimana berkembangnya teknologi canggih yang dapat membantu aktifitas manusia dalam berbagai aspek. Berbagai informasi baru diciptakan untuk mendukung perkembangan teknologi di era mendatang. Fitur-fitur pun banyak yang mengalami perubahan sehingga membuatnya semakin canggih, unik, menarik dan tentunya bertujuan besar untuk mempermudah kehidupan manusia di era baru.
Seperti yang kita ketahui, banyak program baru yang sudah familiar dilingkungan sekitar, hal ini terjadi karena banyaknya ide-ide kreatif dari tangan-tangan paradigma yang diwujudkan dalam bentuk nyata untuk menyambut era revolusi industri 4.0 yang merupakan sebagian besar kolaborasi antara teknologi otomatisasi yang lebih signitif.
Munculnya era industri 4.0 membawa pengaruh bagi paradigma masyarakat dalam berpendidikan, dimana pada masa sebelumnya pendidikan dilakukan secara klasik melalui media kertas yang dilakukan diruang kelas, maka di era industri 4.0 menggantikan pendidikan yang hanya berkutat pada pembelajaran di dalam kelas menjadi belajar tanpa batas waktu dan tempat.
Salah satu kebijakan yang sedang diunggulkan dan dibiasakan oleh kebanyakan orang adalah program yang sedang di luncurkan oleh bapak Nadiem Anwar Makarim selaku bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dimana kementrian ini menjadi kunci kesiapan generasi pendatang dalam menghadapi perubahan masa depan. Yang tidak lagi hanya mengedepankan bukti fisik administrasi dan prestasi namun juga skill, kompetensi dan karakter.
Salah satu program yang diturunkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam internal dunia Pendidikan, maupun eksternal dunia pendidikan adalah program "Merdeka Belajar" dimana program yang membawa harapan banyak untuk bisa memerdekakan peserta didik untuk belajar dan guru untuk mengajar.
Pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyebut, bahwa dalam kompetensi guru di level apa pun, jika tanpa proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang berlanjut. Pada perubahan yang mendatang, sistem pembelajaran akan mengalami renovasi dari bernuansa kelas menjadi keluar kelas, seperti belajar dengan teknik "outing class".
Pembelajaran semacam ini tidak akan menimbulkan rasa jenuh dengan beragamnya penjelasan guru, namun akan lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, aktif, mandiri, cerdik dalam bergaul, berkompetensi, beradab,dan tidak hanya akan menuntut peserta didik dalam sistem ranking yang menurut sebagian besar survei hanya meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak akan memiliki tingkat kecerdasan, bakat dan kompeten tersendiri yang nantinya akan terbentuk pelajar yang siap berjalan di bidang masing-masing.
"Merdeka belajar, guru penggerak" motto yang terkenal karena adanya konsep "Merdeka Belajar" ala Pak Nadiem Anwar Makarim yang mendorong keinginanya dalam menciptakan suasana belajar baru tanpa dibebani pencapaian skor atau nilai tertentu.
Pokok-pokok yang tertuang dalam paparan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini yaitu diharapkan teruntuk para kepala dinas pendidikan bisa menyikapi perubahan yang sudah disusun sedemikian rupa untuk menjalankan pendidikan di era revolusi industri 4.0 ini, ada pun 4 pokok yang tertuang dalam kebijakan baru kemendikbud RI.
Yang pertama, Ujian Nasional (UN) yang dihapuskan pada tahun 2021 ini dan akan digantikan dengan Asesmen kompetensi minimum dan survei karakter. Asesmen ini menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik yang didasarkan dengan adanya praktik tes PISA terbaik, yang diharapkan untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
Kedua, Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan diserahkan ke sekolah. Menurut Kemendikbud, sekolah diberikan keleluasaan untuk memberikan penilaian melalui berbagai macam seperti portofolio, karya tulis, maupun penugasan lainnya.