LUMAJANG - Mengingat pentingnya kesehatan di lingkungan keluarga, mahasiswa PMM (Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa) Universitas Muhammadiyah Malang(UMM) yang ada di Desa Pasrujambe Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang mengajak masyarakat mengembangkan tanaman obat keluarga (TOGA) , masyarakat disana sering menyebutnya dengan pawon urip. Pengembangan TOGA selain untuk menunjang kesehatan masyarakat, juga efektif dilakukan selama adanya kebijakan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).
Berbagai masalah bermunculan sejak munculnya Covid-19, terutama dalam bidang kesehatan dan ekonomi. Adanya Covid-19 telah mengakibatkan penurunan pendapatan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah.
"Menurunnya daya beli masyarakat serta harga produk kesehatan yang terbilang cukup mahal mengakibatkan masyarakat menjadi lebih rentan terhadap virus corona, kegiatan tanam menanam juga bisa mengurangi kejenuhan masyarakat yang terkena PPKM" tutur mahasiswa PMM UMM Kelompok 7 Gelombang 12.
Tanaman obat menjadi alternatif masyarakat sebagai salah satu cara untuk meningkatkan sistem imun dan produktivitas diri terhadap serangan pandemi COVID-19 saat ini. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada hakekatnya adalah tanaman berkhasiat yang ditanam di lahan pekarangan yang dikelola oleh keluarga, namun memiliki manfaat yang penting.
Tentunya jika toga dikelola dengan baik akan menghasilkan pendapatan tambahan bagi warga sekitar Pasrumambe, Lumajang. Ibu Inggi selaku Ibu Kepala Desa Pasrujmabe mengapresiasi adanya kegiatan penanaman toga yang di laksanakan oleh mahasiswa PMM UMM yang melaksanakan kegiatan di Desa Pasrujambe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H