Mohon tunggu...
Mayang Efaristalya
Mayang Efaristalya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi jurusan Agribisnis/Fakultas Pertanian-Peternakan/Universitas Muhammadiyah Malang

saya memiliki ketertarikan dalam bidang bisnis dan lain-laiin.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelompok 80 PMM Bhaktiku Negeri UMM: Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa UMM di Desa Gubugklakah

29 September 2022   22:57 Diperbarui: 29 September 2022   23:06 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengabdian masyarakat oleh mahasiswa kelompok 80 gelombang 08 Universitas Muhammadiyah Malang yang terletak di Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Pengabdian masyarakat oleh mahasiswa terdiri dari 5 orang mahasiswi yang berasal dari Fakultas Pertanian Peternakan dan didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan Dian Ika Kusumaningtyas M.Pd. Pengabdian masyarakat oleh mahasiswa di Desa Gubugklakah berfokus pada mengenalkan lebih luas lagi profil desa dan wisata-wisata di Desa Gubugklakah yang saat ini terbilang redup agar dapat dikenal masyarakat luar dan wisatanya bisa hidup seperti dulu lagi, jauh sebelum adanya Pandemi Covid-19. Dengan pembuatan video profil desa dan wisata Desa Gubugklakah bekerja sama dengan pihak Lembaga Desa Wisata (LADESTA) Desa Gubugklakah.

Desa Gubugklakah sendiri diceritakan pada zaman dahulu ada seorang pengembara berasal dari Mataram yang bernama Radjiman. Beliau menginjakkan kakinya kedaerah ini dengan membawa 2 ekor kerbau. Lalu membuat gubug dari batang pisang (debog). Oleh karena itu daerah yang ditempatinya dinamakan BOKLAKAH. Dari waktu ke waktu batang pisang itu menjadi layu, akhirnya diganti dengan batang bambu. Atap yang tadinya terbuat dari batang pisang diganti dengan batang bambu yang dibelah menjadi 2 bagian yang sama. Kemudian para pengikutnya meniru membuat gubug yang menggunakan atap dari belahan batang bambu, lalu mereka bersepakat bahwa kelak kalau ada ramainya zaman, daerah ini dinamakan Desa Gubugklakah.

dokpri
dokpri

Mula-mula Desa Gubugklakah terdiri dari 2 Perdukuhan yaitu Dukuh Kerto Ayu dan Dukuh Kerto Sari. Karena beberapa sebab pedukuhan itu ditiadakan, lalu dibagi beberapa RW ( Rukun Warga ) dan sekarang menjadi 7 RW. Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh warga desa adalah bahasa jawa Tengger. Pada mulanya penduduk desa mayoritas menganut agama Hindu dan Budha. Karena perkembangan zaman dan banyak pendatang dari daerah lain, lama kelamaan penduduk desa menganut agama Islam hingga sekarang.
Pada awalnya Desa Gubugklakah hanya menjadi jalur yang dilewati banyak orang yang ingin pergi ke wisata Bromo tetapi seiring berjalannya waktu sudah berubah menjadi Desa Wisata Gubugklakah. Terdapat beberapa wisata yang dibentuk oleh Lembaga Desa Wisata bersama para pemuda, wisata yang pertama ada adalah Coban Pelangi, Coban Bidadari, Gunung Sari Sunset, Lawang Sari, dan Ledok Amprong. Pembukaan wisata ini mampu menarik minat banyak pengunjung dan menghidupkan ekonomi atau finansial masyarakat Gubugklakah dengan menarik pemudanya yang tidak bekerja untuk bekerja di tempat wisata dan membuka peluang untuk warga dengan membangun warung-warung makanan untuk berjualan disekitarnya.  Setelah itu muncul wisata-wisata lain di Desa Gubugklakah tetapi pada saat Pandemi Covid-19 melanda wisata Bromo dibatasi bahkan ditutup sehingga tidak banyak pengunjung dan wisata yang ada di Desa Gubugklakah juga mulai surut kemudian wisata-wisatanya atau ditutup selama 2 tahun.

Program kerja yang kami lakukan selama di Desa Gubugkalakah adalah membuat video profil desa dan wisata desa bekerja sama dengan Lembaga Desa Wisata (LADESTA) Gubugklakah. Selain itu kami juga melakukan piket harian di balai desa dan berkontribusi membantu program-program yang diberikan pemerintah kepada warga Desa Gubugklakah. Kami juga melakukan kegiatan kerja bakti di Masjid Ar-Rahman. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia manusianya kami juga melakukan kegiatan pembelajaran mengenal warna di PAUD.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun