Mohon tunggu...
Indah Permata Sari
Indah Permata Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

PMM UMM BHAKTIKU NEGERI KEL 48 GEL 2

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

'Sosialisasi Varian Omicron di Malang' oleh PMM UMM 48 kepada Panti Asuhan Akhlaqul Karimah

11 Februari 2022   18:02 Diperbarui: 12 Februari 2022   10:58 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

COVID-19 telah meresahkan masyarakat di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Sejak 2019, berbagai upaya telah dilakukan untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 dari satu negara ke negara lain. Selama satu tahun, berbagai negara mulai melakukan penelitian mengenai vaksin COVID-19. Hingga  pada tahun 2020, vaksin mulai digalakkan di berbagai penjuru dunia. Indonesia mulai melakukan vaksinasi massal setelah peresmian vaksin pertama yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada Januari 2021. Vaksin tersebut diharapkan dapat meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat Indonesia dan menurunkan jumlah pasien COVID-19.

Hasil dari vaksinasi massal Indonesia telah menunjukkan hasil, karena jumlah pasien COVID-19 telah menunjukkan penurunan, begitupun berbagai negara lain. Banyak negara yang mulai membiasakan diri terhadap COVID-19. Setelah beberapa bulan mereda, muncul berbagai mutasi COVID-19 yang cukup menghebohkan, namun ada satu varian yang menghebohkan akhir-akhir ini, yaitu Varian Omicron. Varian Omicron ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan Botswana pada November 2021, namun varian Omicron dikatakan bahwa penyebarannya sangat cepat. Hal itu juga terbukti karena Varian Omicron masuk ke Indonesia pada Desember 2021. Dari situlah mulai terjadi kehebohan kembali karena dikatakan bahwa 2 kali vaksin saja tidak cukup untuk melawan Varian Omicron yang cukup kuat ini.

Varian Omicron mulai menyebar di berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Depok, Surabaya, hingga Malang. Varian Omicron terdeteksi di Malang pada Januari 2022, tepatnya di Kabupaten Singosari. Setelah itu mulai terdeteksi beberapa orang yang positif Omicron. Hal itu belum menghebohkan masyarakat kota Malang karena orang-orang positif Omicron telah melakukan isolasi dan mendapatkan penanganan lebih lanjut. Namun kabar menghebohkan muncul ketika ada salah satu orang yang terdeteksi COVID-19 khususnya Varian Omicron, gagal untuk pergi ke Bali, namun malah jalan-jalan di sekitar Kota Malang. Pasien tersebut membagikan ceritanya dan berhasil membuat kepanikan. Toko-toko dan wisata yang didatangi pasien tersebut telah ditutup selama 14 hari dan dilakukan swab kepada para karyawan nya.

Ditengah kehebohan Varian Omicron di Malang, Kelompok 48 PMM UMM (Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang)  yang dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapang Ibu Winda Hardyanti S.Sos., M.Si. telah melakukan survei ke berbagai tempat, termasuk  Panti Asuhan Akhlaqul Karimah. Hasilnya adalah kesadaran adik-adik terhadap protokol kesehatan masih cukup rendah dan terkesan meremehkan. Dengan itu, Rabu (9/1), kami mensosialisasikan mengenai COVID-19 terkini terutama mengenai Varian Omicron yang sudah masuk di Malang. Dengan itu, kami berharap mereka tetap patuhi protokol kesehatan, mengingat situasi COVID-19 yang meningkat kembali. Kami juga berupaya untuk menjaga protokol kesehatan dengan pembagian masker setiap pertemuan dan pembagian hand sanitizer. Kami juga menyediakan strap mask bagi adik-adik yang berkerudung agar mudah mengenakan masker.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun