Pondok pesantren merupakan tempat pembelajaran agama yang penting untuk menciptakan generasi yang agamis demi kepentingan umat. Selain itu, pondok pesantren juga merupakan asset negara yang perlu dilindungi karena sebagai pondasi yang penting untuk menjaga perkembangan generasi bangsa agar tidak terbawa arus yang salah. Namun siapa sangka bahwa tidak semua pondok pesantren khususnya di Indonesia memiliki pola Pendidikan yang sama dan merata. Hal ini di sebabkan karena mahzab yang di gunakan, organisasi islam yang di anut dan konsep atau gaya kepemimpinan yang di atur oleh sang pimpinan di masing masing pondok pesantren. Tentu seharusnya, pondok pesantren bisa menjadi wadah yang bagus untuk masalah umat dan membawa pengaruh baik baik semuanya.
Memang tak jarang bahwa pondok pesantren di Indonesia ini terkenal dengan keunikan dan gaya nyantrennya masing masing. Namun sebenarnya, hal tersebut wajar menyesuaikan keadaan yang ada. Dan semua pondok pesantren pasti memiliki tujuan yang sama yaitu sebagai Lembaga Pendidikan agama bagi siapapun yang ingin mempelajarinya untuk memperbaiki akhlakhul karimah. Namun berbeda dengan pondok pesantren Al Zaytun. pondok pesantren yang terletak di desa Mekarjaya, kecamatan Gantar, kabupaten Indramayu, provinsi Jawa Barat yang di pimpin oleh Panji Gumilang ini sukses menarik perhatian Publik. Pasalnya beredar bahwa pondok pesantren ini dinilai sesat dan menyesatkan dari segi Pendidikan yang di terapkan kepada seluruh santriwan/santriwati. Hal tersebut tentunya banyak mengundang perhatian public sampai menjadi tranding topic hari ini bahwa pondok pesantren Al Zaytun adalah pondok pesantren sesat dan terancamakan di bubarkan. Dari video yang beredar terdapat nilai nilai kesalahan yang bis akita lihat Bersama diantaranya mengenai sholat idul fitri yang dilakukan secara bercampuran antara laki laki dan  perempuan. Lalu terdapat video yang menanyangkan bahwa adzan yang dilakukan menghadap ke jamaah dan di iringi dengan Gerakan tangan dan badan. Terdapat juga kejadian yaiatu khotib pada sholat jumat di laksanakan oleh perempuan. Dan perlakuan zina yang di perbolehkan asalkan membayar tebusan berupa uang.
Dari permasalahan tersebut, banyak pihak yang tergerak untuk menutup pondok pesantren Al Zaytun karena ajaran yang sesat dan atas kemaslahatan umat serta santri yang ada di dalamnya atau dengan kata lain membela baik dan mencegah yang mungkar. Seperti habib bahar yang menggerakan rakyat untuk mendemo Al Zaytun dengan mendesak Menkopolhukam untuk menindak adil peristiwa ini. Unjuk rasa pun di lakukan di daerah pondok ini berada yang dilakukan pada tanggal 6 Juli 2023 kemarin, namun polisi melakukan lobi kepada warga yang hendak demo bahwa polisi siap bertanggung jawab atas kejadian ini dan memberikan keterangan atas pemeriksaan yang di lakukan kepada Panji Gumilang di Polres Indramayu Jawa Barat. Dalam hal ini kapolren Indramayu menyampaikan untuk sama sama kondusif di daerah. Dan pada akhirnya masa pun berhasil membubarkan itikad demo tersebut. Selain itu, masyarakat juga melakukan tuntutan kepada MUI sebagai desakan untuk menutup Ponpes Al Zaytun, namun pihak MUI masih melakukan negosiasi kepada pihak terkait karena tidak bisa dengan seenaknya menutup suatu Lembaga Pendidikan. Wakil presiden Republik Indonesia yaitu K.H. Ma’ruf Amin. Pun melakukan lobi kepada masyarakat untuk bisa memberikan toleransi kepada Ponpes Al zaytun dengan melakukan sanksi tanpa penutupan, namun masyarakat tidak terima dan tetap menginginkan ponpes tersebut ditutup. Gubernur Jawa Barat sendiri pun masih terus berkoordinasi dengan Menkopolhukan untuk mengawal kasus ini agar tidak gegabah dalam memutuskan sesuatunya.
Masyarakat terus mencoba untuk melobi pemerintah dan MUI untuk melakukan penutupan pada ponpes Al Zaytun dan jika di lihat bahwa keakuratan masyarakat dapat dinilai dari seberapa masa yang melakukan aksi demonstrasi kepada Al Zaytun. Namun sampai sat ini pihak kepolisian masih menyelidiki pimpinan ponpes tersebut yaitu Panji Gumilang terkait kelanjutan kasus yang di alami. Salah satu yang menarik dari kasus ini adalah pinpinan Ponpes Tajul Alawiyyin yaitu habib bahar melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Menkopolhukam dan melakukan lobi akar rumput untuk mempengaruhi keputusan masyarakat akan masalah tersebut. Habib Bahar juga siap untuk menampun seluruh santri dari Al Zaytun di Pondok Pesantrennya. Lobi dan Negosiasi yang dilakukan pihak yang terkait tersebut sangat rumit dan berproses Panjang. Namun semua pihak masih menanganinya dengan baik agar kasus ini bisa di selesaikan dan menemukan titik terangnya.
Memang Pondok Pesantren adalah tempat Pendidikan yang Mulya bagi siapapun yang menempuhnya, namun terkadang kita perlu tahu bagaimana sejarah dan aliran yang ada di pondok pesantren tersebut supaya tidak mengalami hal yang sama dengan Ponpes Al Zaytun. Jika sudah terjadi demikian maka seharusnya pemerintah bisa melibatkan suara dari rakyat terkait pembubaran Ponpes Al Zaytun dan melakukan lobi kepada pihak yang terkait agar masalah ini bisa damai dan di terima oleh semuanya. Arti lain yaitu proses lobi dan negosiasi serta introgasi dalam kasus ini harus terus di lakukan agar terciptanya penyelesaian masalah yang demokratis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H