Kampung Ladu, Batu, 10 Agustus 2024 – Masalah sampah yang semakin besar menjadi perhatian serius di berbagai tempat, termasuk di Kampung Ladu. Menyadari hal ini, mahasiswa dari Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama dengan Bapak Nur, seorang inovator lokal, memperkenalkan alat penyulingan sampah kepada warga Kampung Ladu. Kegiatan ini diadakan pada Sabtu, 10 Agustus 2024 sekitar pukul 09.00 WIB, dengan tujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mengelola sampah yang lebih baik dan ramah lingkungan.
Alat penyulingan sampah yang diperkenalkan ini merupakan inovasi terbaru dari Bapak Nur yang saat ini sedang dalam proses pembuatan di daerah Sidomulyo. Alat ini dirancang untuk mengolah sampah organik dan anorganik dengan cara pemanasan, sehingga mampu mengurangi volume sampah dan menghasilkan produk sampingan seperti kompos dan energi alternatif. "Pembuatan alat ini adalah solusi yang kami kembangkan untuk membantu warga dalam menangani sampah dengan lebih mudah dan efisien," kata Bapak Nur saat menjelaskan kepada warga.
Kegiatan dimulai dengan presentasi dari mahasiswa PMM UMM yang menjelaskan bagaimana alat tersebut bekerja. Mereka menjelaskan bahwa sampah organik dan anorganik akan dipisahkan dan diproses melalui alat ini, sehingga sampah yang ada tidak hanya menumpuk tetapi bisa diolah menjadi sesuatu yang lebih berguna. Meskipun alat ini masih dalam tahap pembuatan, mahasiswa juga memberikan gambaran tentang cara penggunaannya dan bagaimana warga bisa mengoperasikan alat ini secara mandiri.
Warga Kampung Ladu menyambut baik penjelasan tersebut. Mereka terlihat antusias dan tertarik dengan manfaat yang bisa didapatkan dari alat ini. Salah satu warga mengatakan, "Kalau alat ini bisa mengurangi sampah dan menghasilkan kompos, tentu akan sangat membantu, terutama untuk pertanian kami." Diskusi antara mahasiswa, Bapak Nur, dan warga berlangsung dengan penuh semangat, di mana banyak warga yang bertanya tentang cara kerja alat dan manfaat jangka panjangnya.
Bapak Nur menjelaskan bahwa alat penyulingan ini diharapkan bisa menjadi solusi praktis bagi warga dalam mengelola sampah di lingkungan mereka. "Alat ini memang kami rancang agar mudah digunakan oleh masyarakat. Dengan begitu, masalah sampah bisa diatasi dengan lebih baik dan lingkungan kita jadi lebih bersih," tambahnya.
Selain membahas teknis penggunaan alat, mahasiswa PMM UMM juga mengajak warga untuk mulai memilah sampah dari rumah sebagai langkah awal. Mereka menjelaskan bahwa dengan kebiasaan sederhana ini, pengelolaan sampah bisa menjadi lebih mudah dan efisien. "Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Kami berharap warga bisa mulai dari memilah sampah, dan nanti alat ini akan membantu mengolahnya dengan lebih baik," ujar salah satu mahasiswa.
Kegiatan ini diakhiri dengan komitmen bersama antara mahasiswa, Bapak Nur, dan warga untuk terus mendukung pengembangan alat penyulingan sampah ini. Mereka berharap alat ini bisa segera selesai dan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh warga. Kampung Ladu diharapkan bisa menjadi contoh dalam pengelolaan sampah yang lebih baik, tidak hanya untuk wilayah sekitarnya tetapi juga bagi desa-desa lainnya.
Dengan adanya kolaborasi antara mahasiswa, Bapak Nur, dan warga Kampung Ladu, harapan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat semakin dekat. Mahasiswa PMM UMM optimis bahwa inovasi seperti ini dapat membantu masyarakat mengatasi masalah sampah dengan cara yang lebih bijak dan ramah lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H