Dalam beberapa tahun terakhir, sistem pendidikan di Indonesia semakin menitikberatkan pada prestasi akademik siswa. Tekanan untuk meraih nilai yang tinggi dan berhasil dalam ujian nasional membuat fokus utama pendidikan di banyak sekolah terpusat pada pencapaian akademik. Kondisi ini mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pengembangan aspek non-akademik, seperti kreativitas, keterampilan seni, dan kecerdasan emosional siswa. Padahal, keseimbangan antara akademik dan non-akademik sangat penting untuk membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kreatif, inovatif, dan berdaya saing.
Dalam konteks inilah, Universitas Muhammadiyah Malang, melalui program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM), mengambil inisiatif untuk mengasah kreativitas siswa melalui inovasi seni dari barang bekas. Kegiatan ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karangbesuki 1, dengan tujuan untuk memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri, berkreasi, dan mengembangkan keterampilan non-akademik melalui pemanfaatan barang bekas menjadi karya seni yang bermanfaat.
Latar Belakang Permasalahan
Tekanan untuk fokus pada akademik sering kali mengesampingkan pentingnya pengembangan kreativitas dan keterampilan seni di kalangan siswa. Banyak sekolah yang lebih banyak mengalokasikan waktu dan sumber daya untuk mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional, seperti matematika, sains, dan bahasa, dibandingkan dengan pelajaran seni atau keterampilan praktis. Akibatnya, anak-anak tumbuh dengan kemampuan akademik yang kuat, tetapi kurang mampu berpikir kreatif, berinovasi, atau mengapresiasi seni.
Fenomena ini tidak hanya terlihat di kota-kota besar, tetapi juga di daerah-daerah yang lebih kecil. SDN Karangbesuki 1, misalnya, adalah salah satu sekolah yang sebagian besar fokus pendidikannya masih terpusat pada prestasi akademik siswa. Sementara itu, potensi kreativitas dan keterampilan seni siswa kurang dikembangkan secara optimal karena keterbatasan sarana, prasarana, dan waktu yang tersedia di sekolah.
Padahal, kreativitas merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan anak. Melalui kegiatan seni, seperti melukis, membuat kerajinan, atau memanfaatkan barang bekas untuk menciptakan sesuatu yang baru, siswa dapat belajar berpikir out-of-the-box, mengembangkan imajinasi, dan menemukan solusi kreatif untuk berbagai masalah. Inisiatif PMM UMM di SDN Karangbesuki 1 bertujuan untuk mengisi kekosongan ini dengan memberikan pengalaman belajar yang berfokus pada pengembangan kreativitas siswa melalui seni dari barang bekas.
Tujuan dan Metode Kegiatan
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengasah kreativitas siswa dengan memanfaatkan barang bekas menjadi karya seni yang memiliki nilai estetika dan fungsional. Secara lebih spesifik, tujuan dari kegiatan ini adalah:
- Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui inovasi seni dari barang bekas.
- Meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya daur ulang dan pemanfaatan barang bekas untuk mengurangi limbah.
- Mendorong siswa untuk lebih berani berekspresi dan mengekspresikan ide-ide mereka melalui karya seni.
- Membantu siswa menemukan keseimbangan antara aktivitas akademik dan non-akademik dalam kehidupan sehari-hari.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendekatan pembelajaran yang interaktif dan partisipatif. Mahasiswa PMM UMM menyusun serangkaian kegiatan seni di mana siswa diajak untuk berkreasi dengan menggunakan bahan-bahan bekas seperti stik es krim, botol plastik, kardus, dan cat warna. Kegiatan ini dirancang untuk melibatkan siswa secara langsung dalam proses penciptaan karya seni, mulai dari perencanaan, pemilihan bahan, hingga pelaksanaan dan penyelesaian proyek.
Pelaksanaan Kegiatan